Penahbisan Kehebatan Cristiano Ronaldo

Nurul Fadillah
11/1/2017 05:00
Penahbisan Kehebatan Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo, Ballon d’Or(AFP)

MALAM penganugerahan FIFA Award di Zurich, Swiss, Selasa (10/1), bak menjadi klimaks atas kedigdayaan Cristiano Ronaldo sepanjang 2016. Megabintang Real Madrid tersebut diganjar penghargaan sebagai pemain terbaik dunia versi asosiasi federasi sepak bola dunia itu.

Gelar di awal tahun bagi pemain berjuluk CR7 tersebut melengkapi titel individunya yang diraih pada musim ini. Pada Desember 2016 lalu, pemain berusia 31 tahun itu juga membawa pulang trofi Ballon d’Or setelah dinobatkan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) sebagai pemain terbaik di ‘Benua Biru’.

Tak jauh beda dengan situasi saat meraih Ballon d’Or 2016, kali ini pun kapten tim nasional Portugal itu mengalahkan rival abadinya asal Barcelona, Lionel Messi, dan penyerang andalan timnas Prancis, Antoine Griezmann. Ketiganya pula yang menjadi kandidat teratas dalam persaingan di tataran akhir perebutan Ballon d’Or.

Berdasarkan hasil pemungutan suara dari pelatih dan kapten tim nasional, jurnalis yang terpilih, serta penggemar, CR7 menjadi pemain terfavorit dengan total 34.5% suara. Total perolehan tersebut terpaut jauh dari el Messiah yang meraih 24,6% suara. CR7 pun mendapat penghormatan menerima trofi langsung dari Presiden FIFA Gianni Infantino.

“Tahun 2016 adalah masa terbaik dalam karier saya. Ini adalah tahun yang sangat luar biasa, baik di level individu maupun tim,” ujar Ronaldo setelah menerima trofi.

Seperti yang dikatakan Ronaldo, 2016 memang dapat dikatakan sebagai puncak kariernya yang gemilang. Mantan anak didik Manchester United itu mampu membawa Seleccao das Quinas meraih gelar Piala Eropa perdana mereka pada Juli 2016 lalu.

Sebelumnya, CR7 juga membawa klubnya, Real Madrid, menjadi yang terbaik di Benua Eropa dengan menjuarai Liga Champions 2016. Kala itu, Ronaldo juga menjadi top scorer Liga Champions dengan mencetak 16 gol dari 12 laga.


Pelatih terbaik

Trofi pelatih terbaik kali ini dibawa pulang arsitek Leicester City, Claudio Ranieri. Gelar tersebut ia dapatkan berkat kerja kerasnya mewujudkan kisah dongeng the Foxes menjadi juara baru saat menjadi yang terbaik di Liga Primer musim 2015-2016

Di bawah arahan the Tinkerman, ‘si Rubah’ yang berhasil menghindari zona degradasi di musim sebelumnya justru tampil luar biasa sepanjang 2015-2016. Dengan skuat seadanya, pemilik King Power Stadium itu justru meruntuhkan dominasi tim-tim mapan seperti Arsenal, Tottenham Hotspur, Manchester City, dan Manchester United.

Berkat prestasi itu, pelatih asal Italia itu menyingkirkan Zinedine Zidane dan Fernando Santos dalam perebutan gelar pelatih terbaik versi FIFA tahun ini. “Mendapatkan gelar kehormatan sebagai pelatih terbaik sungguh luar biasa,” ujar Ranieri seusai menerima trofi yang dipindahtangankan dari legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona.

Malam itu, FIFA juga memberi gelar pemain sepak bola wanita terbaik kepada gelandang tim nasional Amerika Serikat, Carli Lloyd. Gelar tersebut menjadi yang kedua bagi peraih dua kali medali emas Olimpiade itu. Sebelumnya, Lolyd juga meraih gelar serupa pada 2015. (AFP/R-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya