Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dihajar Jepang 0-6, Skuad Garuda Paceklik Pemain Berkualitas

Khoerun Nadif Rahmat
11/6/2025 18:40
Dihajar Jepang 0-6, Skuad Garuda Paceklik Pemain Berkualitas
Beckham Putra beraksi pada pertandingan penutup babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C melawan timnas Jepang di Stadion Suita, Prefektur Osaka, Selasa (10/6/2025).(Dok. PSSI)

KEKALAHAN memalukan 0-6 yang diderita Indonesia dari Jepang menjadi sinyal keras bahwa pekerjaan rumah masih menumpuk menjelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Permainan tim secara keseluruhan perlu ditingkatkan. 

"Yang paling terasa, kita butuh penambahan pemain berkualitas untuk mempertebal kedalaman skuad. Khususnya di lini tengah dan depan yang saat melawan Jepang terlihat kurang mampu mengimbangi," kata pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni, di Jakarta, kemarin.

Dia juga menyoroti lemahnya kerja sama antarpemain dan antarlini sehingga Indonesia selalu kesulitan ketika menghadapi tim dengan gaya bermain cepat dan menekan tinggi. "Koordinasi di lapangan masih sering kacau,” lanjut Kusnaeni.

Ia menyarankan timnas menjalani laga uji coba melawan tim-tim kuat yang lebih banyak sebelum tampil pada putaran keempat. Tim-tim seperti Kuwait atau Iran bisa menjadi lawan ideal karena gaya bermain mereka mirip dengan calon lawan Indonesia pada babak keempat.

Indonesia akan memainkan putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober. Indonesia berada di pot 3 untuk undian grup bersama Oman.

Kebijakan Prabowo dikritik

Sementara itu, mantan atlet wushu nasional, Lindswell Kwok, melayangkan kritik pedas terhadap kebijakan pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto, khususnya terkait distribusi dana untuk cabang olahraga (cabor) di Indonesia.

Kritik Lindswell muncul di tengah pemberitaan soal hadiah jam tangan Rolex yang diterima para pemain Timnas Indonesia usai kemenangan 1-0 atas Tiongkok dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Melalui unggahan di Instagram Story pribadinya @lindswell_k, ia menyoroti ketimpangan perlakuan terhadap cabor-cabor yang dianggap kurang populer namun terbukti berprestasi.

"Sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya? Karena cabang olahraganya banyak peminat, lebih terkenal? Lantas bukannya prestasi itu dinilai dari pencapaian?" tulis Lindswell.

Lindswell juga menyinggung pemulangan atlet-atlet muda wushu yang telah menjalani pelatnas selama delapan bulan untuk persiapan Youth Olympic Games 2026. Menurutnya, pemulangan dilakukan secara sepihak oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hanya lewat rapat Zoom, tanpa proses yang layak.

"Mereka meninggalkan sekolah, meninggalkan rumah. Tapi tiba-tiba dipulangkan begitu saja. Apa boleh begitu?" ujar Lindswell.

Ia menegaskan keputusan tersebut bukan berasal dari Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI), melainkan merupakan murni keputusan Kemenpora. Hal ini, katanya, mencerminkan lemahnya perhatian negara terhadap pengembangan atlet muda, terutama di luar cabor sepak bola.

Lindswell juga mengungkapkan adanya ketimpangan signifikan dalam alokasi dana pelatnas. Sepakbola, misalnya, mendapatkan alokasi hingga hampir Rp200 miliar, sedangkan cabor lain hanya memperoleh antara Rp10 miliar hingga Rp30 miliar. 

Di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menegaskan bentuk apresiasi jam Rolex tersebut merupakan inisiatif pribadi Prabowo dan tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ia pun mengeklaim Prabowo akan melakukan hal yang sama kepada para atlet yang berjuang membawa nama baik Indonesia. "Sama halnya jika nanti atlet kita bisa mencetak sejarah di Asian Games dan Olimpiade, apresiasi pemerintah pasti menanti,” kata dia. (Ndf/I-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya