Pascakekalahan Telak Indonesia dari Australia, Kluivert dan Eric Out Bergema di Media Sosial

Basuki Eka Purnama
21/3/2025 21:13
Pascakekalahan Telak Indonesia dari Australia, Kluivert dan Eric Out Bergema di Media Sosial
Laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara timnas Australia dan timnas Indonesia.(AFP/DAVID GRAY)

TIMNAS  Indonesia menelan kekalahan telak 1-5 dari Australia pada laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Sydney Football, Kamis (20.3). 

Meski unggul dalam penguasaan bola hingga 64%, tim asuhan Patrick Kluivert itu menderita kekalahan dan harus puas menghuni posisi keempat pada klasemen Grup C dengan koleksi enam poin.

Dengan menyisakan tiga pertandingan lagi di putaran ketiga, secara matematis, Timnas Indonesia memang masih mempunyai peluang lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Namun, langkah tersebut cukup berat karena usai "dihajar" Australia, tim Garuda memiliki koleksi poin yang sama dengan Bahrain dan China.

Menggunakan alat kerja data analytics, PT Binokular Media Utama melakukan riset media monitoring pemberitaan-pemberitaan media massa (pers) dan percakapan di media sosial tentang sorotan dan distribusi argumen juga percakapan publik tentang jalannya pertandingan dan respon berbagai pihak atas hasil yang diraih Timnas Indonesia.

Antusiasme Publik dan Jalannya Pertandingan

Berdasarkan Monitoring Media Massa dan Media Sosial yang dilakukan oleh media monitoring Binokular, sejak 20 hingga 21 Maret 2025 (pukul 00.00 – 5.00 WIB), eksposur pemberitaan terkait laga Timnas Garuda bentrok Australia mencapai puncaknya pada 20 Maret pukul 17.00-19.00 WIB yang diamplifikasi oleh angle terkait jalannya pertandingan.

Secara akumulatif, respon warganet paling banter ditemukan di media sosial terutama di platform X, diikuti platform TikTok dan Instagram. 

Manajer Social Media Data Analytics (Socindex) Binokular, Danu Setio Wihananto melaporkan bahwa isu ini dibincangkan sebanyak 101.659 talks dengan 5.712.521 engagement.

Danu mengatakan, aktivitas interaksi warganet berawal dari antuasiasme dan dukungan bagi para pemain menjelang pertandingan. 

Namun, hasil akhir pertandingan dengan skor 5-1 untuk kemenangan Australia membuyarkan harapan dari warganet. Skor akhir pertandingan dan gaya bermain Timnas Indonesia, lanjut Danu, banyak dibicarakan oleh warganet dalam suasana kesal dan kecewa. 

"Akibatnya, hasil akhir pertandingan juga memunculkan tagar #KluivertOut di platform X dan sempat menjadi trending topic," ungkap Danu.

Danu mengungkapkan, warganet juga menilai, kegagalan eksekusi penalti Kevin Diks merupakan preseden kekalahan Timnas Indonesia.

"Kegagalan tersebut dinilai warganet menjadi penyebab menurunnya mental pemain. Setelah momen itu warganet menilai mental pemain Timnas tampaknya goyah dan kemasukan banyak gol," ujar Danu.

Tidak berhenti di situ. Danu juga menyebut bahwa polemik pergantian pelatih dari Shin Tae-Yong kepada Patrick Kluivert kembali diungkit oleh warganet dan dinilai sebagai keputusan yang tidak tepat. 

Warganet juga membahas kembali saat Indonesia menghadapi Australia di Gelora Bung Karno di bawah asuhan Shin Tae-Yong, yang saat itu berhasil menahan imbang 0-0.

Diketahui, besarnya kekecewaan warganet tampak dalam tingginya distribusi sentimen negatif (40,2%) di media sosial. Sentimen negatif itu juga turut diamplifikasi oleh percakapan terkait desakan mundur terhadap Patrick Kluivert dan Ketum PSSI Erick Thohir.

"Selain pelatih Patrick Kluivert, warganet juga meminta PSSI dan Erick Thohir bertanggung jawab atas kekalahan Timnas Indonesia. Tidak sedikit pula warganet yang menuntut agar Shin Tae-Yong kembali melatih Timnas Indonesia," kata Danu.

Argumen tersebut juga dapat diamati dalam social media emotion detection, di mana emotion Trust terlihat dominan dibandingkan dengan emotion lain. Emotion tersebut berasal dari warganet yang tampak mulai kurang percaya dengan kepemimpinan pelatih Patrick Kluivert berdasarkan hasil pertandingan melawan Australia, bahkan sudah mulai muncul desakan untuk agar mundur. 

Selain itu, emotion Anger dan Sadness juga cukup dominan yang berasal dari perasaan kesal dan kecewa dengan skor akhir pertandingan.

Shin Tae-yong Jadi Sosok yang Dirindukan

Pada periode ini, terdapat dua unggah terpopuler terkait angle ini yakni berasal dari akun @timnasindonesia di Instagram yang berisi konten tentang kesiapan Timnas Indoneia sebelum pertandingan dengan 536.197 engagement. 

Demikian juga unggahan akun Instagram @erickthohir yang mengunggah konten terkait dukungan sebelum dimulainya pertandingan. Unggahan tersebut mencatat 360.740 engagement.

Isu lain yang cukup populer diberitakan baik di media massa maupun media sosial yakni kerinduan suporter agar mantan pelatih Timnas asal Korea Selatan, Shin Tae-yong kembali melatih Timnas Garuda.

"Akun @idextratime di X juga mencatat engagement yang cukup signifikan, terutama karena mengunggah konten tentang Shin Tae-yong yang ikut nonton bareng pertandingan Timnas. Postingan ini mencatat sebesar 92.399 engagement," kata Danu.

Demikian juga salah satu unggahan terpopuler dari akun influencer @syakirdaulay di Instagram menyebut Shin Tae-yong sebagai sosok yang dirindukan.

"Membandingkan performa Timnas Garuda di bawah asuhan STY dan Patrick Kluivert juga ramai dikomentari netizen," kata Danu melanjutkan, "Di antaranya permainan Timnas Indonesia tampak buruk, bahkan ketika kontra Jepang pun tak sejelek ini." (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya