Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Taktik STY Kerap Mengotak-atik Komposisi Pemain Utama Menuai Kritik

Dhika Winata Kusuma
16/10/2024 17:57
Taktik STY Kerap Mengotak-atik Komposisi Pemain Utama Menuai Kritik
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (kanan)(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

KEKALAHAN timnas Indonesia 1-2 dari Tiongkok pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 dinilai lantaran taktik pelatih Shin Tae-yong yang eksperimental. Pasalnya, Shin mengubah komposisi dengan mencadangkan pemain-pemain yang tampil bagus pada laga sebelumnya melawan Bahrain. 

China vs Indonesia, timnas menelan kekalahan pada laga yang dimainkan di Qingdao, Selasa (15/10) malam. Dalam susunan pemain utama, STY memainkan Shayne Pattynama, Asnawi Mangkualam, Witan Sulaiman, dan Nathan Tjoe A On. 

Sementara itu, empat pemain yang menjadi starter ketika melawan Bahrain yakni Thom Haye, Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Malik Risaldi duduk di bangku cadangan. Namun, eksperimen perubahan komposisi pemain tersebut gagal lantaran di babak pertama Indonesia tertinggal dua gol. 

Taktik STY tersebut menuai kritik. Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo mempertanyakan keputusan juru taktik asal Korea Selatan tersebut yang kerap kali mengotak-atik susunan pemain utama dalam setiap pertandingan. 

"Ada ketidakjelasan di STY, mengapa selalu merombak susunan pemain seperti malam ini. Seperti Shayne Pattynama yang tiba-tiba muncul. Padahal, waktu timnas melawan Bahrain sudah oke, hanya minus Jordi Amat yang tidak main karena cedera," ucap Kesit. 

"Saya menilai STY terlalu berani mengubah komposisi pemain yang tidak terlalu penting," jelas Kesit. 

Dari empat laga Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini, Shin memang tercatat kerap mengganti komposisi. Sedikitnya hanya enam pemain yang selalu menjadi starter yaitu Maarten Paes, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Ragnar Oratmangoen. 

Menurutnya, STY perlu menetapkan starting XI yang lebih ajek dengan pemain-pemain yang performanya konsisten dan stabil. Kesit menilai susunan pemain ketika menghadapi Bahrain bisa dijadikan gambaran. 

"Sebenarnya, kita sudah punya gambaran starting eleven utama ketika lawan Bahrain. Perubahan yang dilakukan STY sangat ekstrem dan kita lihat akibatnya dengan harus menelan kekalahan dari Tiongkok yang mainnya tidak bagus," tukas Kesit. 

Senada, pengamat sepak bola Justinus Lhaksana mengatakan sulit dimengerti Shin tidak memainkan pemain-pemain yang tampil apik melawan Bahrain. 

Dia menyoroti keputusan untuk menyimpan Thom Haye yang perannya sentral mengalirkan serangan di lini tengah. Haye baru masuk di babak kedua dan berkontribusi satu gol. 

Justinus mewanti-wanti agar eksperimen semacam itu tak lagi terulang karena berisiko besar. Meski begitu, dia menilai masih tetap ada peluang Indonesia untuk mengejar target peringkat empat besar. 

"Kita cuma selisih dua poin dengan peringkat dua. Masih tipis semua. Kita masih ketemu Arab Saudi, Bahrain, Tiongkok, di kandang. Masih bisa," kata Justinus melalui siaran kanal Youtube pribadinya. 

"Kalau main seperti babak kedua (lawan Tiongkok) bisa, kecuali kalau cadangkan (Thom) Haye lagi, good luck aja," imbuhnya. (Dhk/M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya