Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KAPTEN timnas Inggris Harry Kane menyatakan kekalahan 1-2 yang dialami timnya dari timnas Spanyol di final Euro 2024, Senin (15/7) dini hari WIB, sangat menyakitkan dan akan bertahan dalam waktu yang lama karena The Three Lions dua kali berturut-turut gagal memenangkan pertandingan final Piala Eropa.
Inggris juga kalah di final Euro 2020 dari timnas Italia di Wembley, setelah mencapai semifinal Piala Dunia, dua tahun sebelumnya.
Inggris juga disingkirkan Prancis di perempat final Piala Dunia 2022. Saat itu, Kane gagal mengeksekusi penalti pada menit-menit akhir.
Baca juga : Declan Rice tidak Ingin Inggris Ulangi Kegagalan di Final Piala Eropa
Kapten timnas Inggris yang digantikan pada menit ke-60 itu mengaku kecewa berat harus menyaksikan Spanyol menciptakan gol penentu kemenangan yang disebutnya 'sulit diterima'.
"Sulit mengungkapkannya dengan kata-kata bagaimana perasaan kami saat ini. Kami bermain dengan baik untuk menghidupkan lagi permainan dan berjuang di bawah fondasi," ungkap Kane, Senin (15/7).
Inggris ketinggalan lebih dulu lewat gol Nico Williams, tapi mampu menyamakan kedudukan melalui pemain pengganti Cole Palmer, sebelum Mikel Oyarzabal mencetak gol kemenangan Spanyol, saat laga menyisakan empat menit.
Baca juga : Final Euro 2024 Spanyol vs Inggris: La Furia Roja Juara
"Kami biasa bangkit dari ketertinggalan sepanjang turnamen ini, kami ternyata sudah melupakan hal itu," kata Kane.
Meskipun melewatkan karier individual yang luar biasa dengan mencetak banyak gol, Kane belum memenangkan satu pun trofi bersama tim.
Kane pernah berseloroh bahwa ia dengan senang hati akan menukar segala kejayaan dalam kariernya dengan status juara Euro.
Sang penyerang menciptakan tiga gol dalam turnamen ini. "Ini sungguh menyakitkan dan sakitnya akan terasa untuk waktu yang lama," kata dia.
Kane juga menyatakan ingin Gareth Southgate terus melatih timnas Inggris. (Ant/Z-1)
Di usia 33 tahun, delapan bulan, dan 30 hari, Lucy Bronze adalah pemain tertua timnas Inggris di Piala Eropa Putri 2025 dan bermain 598 menit sepanjang Piala Eropa Putri.
Kemenangan di Piala Eropa Putri ini menegaskan dominasi timnas Inggris di kancah sepak bola putri Eropa, sekaligus menambah koleksi gelar mereka menjadi dua kali berturut-turut.
Kemenangan ini menandai sejarah bagi timnas Inggris sebagai tim kedua setelah Jerman yang mampu menjuarai Piala Eropa Putri secara beruntun (2022 dan 2025).
Gol Aitana Bonmati di babak tambahan waktu mengantarkan timnas Spanyol meraih kemenangan 1-0 atas timnas Jerman di semifinal Piala Eropa Putri 2025, Kamis (24/7) dini hari WIB.
Chloe Kelly mencetak gol penentu kemenangan timnas Inggris pada menit ke-119, menyambar bola muntah hanya setelah kiper Italia Laura Giuliani berhasil menyelamatkan tendangan penaltinya.
Kiper timnas Jerman Ann-Katrin Berger menahan dua eksekusi penalti pemain timnas Prancis saat babak adu penalti perempat final Piala Eropa Putri.
Timnas Inggris membukukan kemenangan 2-0 atas timnas Rep Irlandia dan timnas Finlandia di dua laga pertama bersama Carsley dengan Jack Grealish mencetak gol di laga melawan Finlandia.
Penjaga gawang Jerman yang telah berada di klub itu selama 10 tahun, dianggap paling berpengalaman dan memegang peran paling penting dalam skuad.
Fermin Lopez bergabung dengan timnas Spanyol kala menjadi juara Euro 2024 dan kemudian meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
Lee Carsley berhasil membawa timnas Inggris U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 pada 2023 untuk pertama kalinya dalam 39 tahun terakhir.
Hukuman ini dijatuhkan UEFA terkait nyanyian Morata dan Rodri yang menyebutkan Gibraltar adalah bagian dari Spanyol, yang dilakukan pada perayaan gelar juara Euro 2024.
Pascal Gross merupakan penggemar Borussia Dortmund sejak masih kecil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved