Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
WAKIL Ketua Umum II PSSI Ratu Tisha Destria menyatakan bahwa PSSI terus membangun sepak bola putri melalui sinergi dengan berbagai pihak.
"Kami sangat senang dan berterima kasih terhadap berbagai pihak yang bersedia menggelar turnamen sepak bola putri. Jangan bosen bersinergi dengan PSSI," kata Ratu Tisha seperti dilansir dari Antara.
Ia mengakui pembinaan sepak bola putri memang belum menyeluruh karena baru ada di beberapa provinsi.
Baca juga: Supersoccer Arena, Bangkitkan Sepak Bola Putri Menuju Prestasi Dunia
Sementara untuk jenjang pembinaannya, kata dia, juga harus dibenahi, mulai dari setiap kompetisinya hingga setiap ekosistem antara klub dan sekolah.
Adanya inisiatif swasta membangun ekosistem sepak bola putri, kata dia, sangat disambut dengan baik karena nantinya akan ada pembenahan yang dimulai dari sinergi dengan sekolah. Sehingga level bawah ini bisa mencakup area yang jauh lebih besar, dengan satu tujuan mengenalkan sepak bola kepada putri.
"Hal terpenting, membuat mereka senang bermain sepak bola. Setelah itu barulah tugas selanjutnya menjaga kelangsungan ekosistemnya," ujarnya.
Menurut dia hal ini merupakan satu sistem yang harus dipromosikan bersama-sama untuk membiasakan kaum hawa memiliki kepercayaan diri yang baik dan mereka percaya diri bermain dengan laki-laki, meskipun nantinya di usia tertentu harus berpisah.
Baca juga: Kiprah 50 Madrasah Ibtidaiyah dalam Pengembangan Sepak Bola Putri di Kudus
Dalam beberapa pembicaraan, kata Tisha, bahwa ekosistem pemain sepak bola putri tidak akan tumbuh ketika tidak ada ekosistem pelatih yang baik dan ekosistem wasit yang baik.
"Hal itu pun harus menjadi salah satu terintegrasi, bahwa pelatih, wasit, dan pemain harus berkembang di bawah," ujarnya. (Z-6)
Di Kelompok Umur (KU) 12, SD Kanisius Duwet menjadi juara setelah menang atas MIS Al Islamiyah Grojogan.
Iris De Rouw menjadi salah satu dari empat pemain naturalisasi baru yang diproyeksikan memperkuat skuad asuhan Satoru Mochizuki.
Iris de Rouw menjalani proses naturalisasi karena memiliki darah Indonesia dari nenek dari pihak ibunya yang bernama Christina Salomonson.
Felicia de Zeeuw memiliki keturunan Indonesia dari neneknya yang bernama Felixia Adelle Kuhuwael yang dilahirkan di Jakarta pada 22 Agustus 1940.
Emily Nahon yang kelahiran Oegstgeest, 17 Mei 2007 itu memiliki darah Indonesia dari garis keturunan sang nenek yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.
Empat pesepakbola wanita berdarah Belanda resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk memperkuat Timnas Sepak Bola Putri Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved