Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
GRUP G terbilang grup maut, mengingat tiga tim selain Brasil adalah tim-tim kuda hitam yang sama-sama bisa menciptakan kejutan. Serbia, Swiss dan Kamerun akan berusaha keras menjadi pendamping Brazil yang kuat diperkirakan menjadi kampiun grup ini.
Akibatnya, setiap poin dalam grup ini akan diperebutkan dengan sengit oleh semua tim. Tak ada yang mau terlambat start termasuk Swiss dan Kamerun yang akan berhadapan di Stadion Al Janoub, Kamis sore nanti pukul 17.00 WIB.
Swiss masuk gelanggang Piala Dunia 2022 dengan bekal status perempat finalis Euro 2020, sementara Kamerun finis ketiga dalam Piala Afrika 2021.
Swiss diselimuti optimisme tinggi karena memasuki arena dengan resume menarik belakangan ini setelah menghempaskan Spanyol dan Portugal dalam kompetisi Nations League Eropa.
Kamerun tak kalah optimistis setelah melewatkan kampanye Piala Afrika yang relatif kuat bersama pemain-pemain berbakat seperti Vincent Aboubakar, Karl Toko Ekambi, Bryan Mbeumo, Eric Maxim Choupo-Moting, dan Andre-Frank Zambo Anguissa.
Meskipun dianggap tak berpeluang mencapai 16 besar, Kamerun yang memainkan Piala Dunia yang kedelapan untuk negeri ini yang membuatnya tim Afrika paling sering ke putaran final Piala Dunia, berpotensi mengulang babak perempat final 1990 yang membuat dunia terhenyak.
Tetapi memang sejak 1990 itu The Indomitable Lions selalu tersingkir dari babak penyisihan grup dengan hanya sekali menang dari total 15 laga.
Jelas ini tantangan untuk skuad mereka. Tapi Kamerun memiliki alasan untuk optimistis karena skuad mereka dipenuhi jebolan-jebolan Eropa yang bisa melontarkan mereka jauh dari sekadar fase grup.
Swiss sendiri berharap mengamankan paling tidak satu poin dari Kamerun karena secara kalkulatif seharusnya tidak kesulitan mendapatkannya. Riwayat mereka belakangan ini menunjukkan relatif berhasil dalam ajang kedua di bawah Piala Dunia, yakni Euro di mana mereka hanya kalah adu penalti dari Spanyol dan bahkan mengangkangi Italia dalam grup kualifikasi Piala Dunia.
Mereka akan menambatkan asa kepada duet Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri yang diperkirakan bakal menjadi kunci Swiss untuk mendikte Kamerun.
Prediksi 11 pemain pertama
Swiss (4-2-3-1): Yan Sommer; Ricardo Rodriguez, Manuel Akanji, Fabian Schar, Silvan Widmer; Granit Xhaka, Remo Freuler; Ruben Vargas, Djibril Sow, Xherdan Shaqiri; Breel Embolo
Kamerun (4-1-4-1): Andre Onana; Enzo Ebosse, Jean-Charles Castelletto, Nicolas Nkoulou, Collins Fai; Martin Hongla; Bryan Mbeumo, Olivier Ntcham, Andre-Frank Zambo Anguissa, Karl Toko Ekambi; Eric Maxim Choupo-Moting
Skenario pertandingan
Manajer Murat Yakin mungkin hanya dipusingkan oleh siapa yang seharusnya menjaga gawang Swiss setelah baik pilihan utama Yann Sommer maupun pilihan kedua Jonas Omlin sama-sama terancam cedera.
Tetapi itu tidak membuatnya ingin terlalu melindungi gawangnya dengan menambahkan bek ekstra di lini pertahanan.
Sebaliknya, Yakin tetap memasang formasi menyerang yang akan bertumpu kepada seorang ujung tombak yang disangga tiga asisten di belakangnya dalam formasi 4-2-3-1.
Di sini, dia memasang Breel Embolo di ujung serangan yang akan dibantu Ruben Vargas dan Xherdan Shaqiri di sayap, dan Djibril Sow tepat di belakang Embolo.
Orientasi menyerang ini membutuhkan stabilitas di lini tengah dan untuk itu Swiss menempatkan duet Granit Xhaka dan Remo Freuler untuk menguasai tengah lapangan sebagai poros kekuatan tim.
Yan Sommer kemungkinan tetap starter di depan gawang yang akan diproteksi oleh duet Manuel Akanji dan Fabian Schar di tengah pertahanan, dan Ricardo Rodriguez serta Silvan Widmer di kedua sayap pertahanan.
Kamerun tak mau terintimidasi oleh formasi serang seperti itu. Mereka juga memasang taktik tak kalah agresif dalam pola 4-1-4-1 di mana Eric Maxim Choupo-Moting menjadi ujung tombak, sedangkan Martin Hongla menjadi jangkar di tengah.
Di depan dia, kuartet Bryan Mbeumo, Olivier Ntcham, Andre-Frank Zambo Anguissa, dan Karl Toko Ekambi, siap menusuk memberi ruang kepada Choupo-Moting atau sebaliknya mendorong Choupo-Moting untuk memancing Swiss menciptakan ruang bebas yang membuat kuartet itu menginvasi lini pertahanan Swiss.
Oleh karena itu pertandingan ini menjanjikan kontes adu cepat dan adu serang, apalagi kedua tim merupakan tim-tim produktif di mana Kamerun mencetak 19 gol dari 14 laga selama musim ini, sedangkan Swiss mencetak 4 gol dalam 3 pertandingan terakhirnya.
Statistik penting kedua tim
Ini adalah pertemuan pertama kedua tim.
Kedua tim sudah 19 kali masuk putaran final Piala Dunia. Swiss pertama kali merasakan putaran final pada 1934 di Italia, sedangkan Kamerun pada 1982 di Spanyol.
Pencapaian tertinggi kedua tim adalah perempat final. Swiss melakukannya pada 1934, 1938, dan 1958, sedangkan Kamerun pada 1990.
Kamerun masuk arena Qatar 2022 dengan tiga kali kalah dari lima laga terakhirnya, sedangkan Swiss menang tiga kali dari lima pertandingan terakhir.
Kemenangan terakhir Kamerun dalam pertandingan fase grup Piala Dunia terjadi saat menghadapi Arab Saudi yang mereka kalahkan 1-0 pada 6 Juni 2002 di Jepang. Mereka kalah dalam semua pertandingan fase grup pada 2010 dan 2014.
Swiss lolos dari fase grup dalam tiga dari empat Piala Dunia terakhirnya pada 2006, 2014 dan 2018, sedangkan pada 2010 mereka absen. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Pelatih Kamerun Sebut Rangking FIFA tidak Berarti di Piala Dunia
Lippi mundur setelah Tiongkok kalah 1-2 dari Suriah di laga kualifikasi Piala Dunia 2020.
PDRM meminta individu yang menjadi korban agar tampil membuat laporan ke polisi.
Sebelum membidik Piala AFF 2020, Tae-yong diharapkan bisa memberi raihan maksimal untuk Indonesia di tiga laga tersisa kualifikasi Piala Dunia 2022.
Pertandingan babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang sedianya dilangsungkan Maret digeser ke Oktober dan laga bulan Juni menjadi bulan November 2020.
Gugatan hukum AS itu berkaitan dengan skandal korupsi besar-besaran pada 2015 yang membuat FIFA bergolak dan membuat presiden FIFA saat itu, Sepp Blatter memilih mundur
Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, mengatakan pemerintah dan PSSI memang telah merekomendasikan enam stadion sebagai tempat penyelenggaraan.
"Saya berharap bisa terus main dengan Portugal untuk beberapa tahun lebih lama lagi. Saya merasa termotivasi, saya punya ambisi,"
Spanyol belum mampu mencapai performa terbaiknya di pertandingan internasional menjelang Piala Dunia Qatar 2022. Tetapi kemenangan ini memberikan dorongan moral untuk pemain
Presiden Joko Widodo menerima undangan resmi dari Presiden FIFA Gianni Infantino untuk hadir dalam perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar November mendatang.
ALIOU Cisse akan menangani timnas Senegal dalam gelaran Piala Dunia 2022, setelah mengantar klub berjuluk Singa Teranga itu meraih juara Piala Afrika 2021.
SEWINDU lalu, Moises Caicedo yang baru berusia 12 tahun punya kenangan tersendiri menonton timnas Ekuador di Piala Dunia Brasil. Kini, ia akan meraih impiannya di Piala Dunia 2022.
LEBIH dari dua dekade, karier kepelatihan Gustavo Alfaro dihabiskan pada level klub. Dia malang melintang di kompetisi Argentina dan terakhir menangani Boca Juniors menjuarai dua gelar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved