Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TIM Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mengantongi berbagai data terkait pengusutan tragedi Kanjuruhan. Dari sisi infrastruktur stadion, temuan TGIPF mengungkap Kanjuruhan tak layak menggelar pertandingan berisiko tinggi.
Anggota TGIPF Nugroho Setiawan menyampaikan simpulan sementara bahwa Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi (high risk match). "Kesimpulannya sementara stadion ini tidak layak menggelar pertandingan high risk match. Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret misalnya cara mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat," ujar Nugroho.
Nugroho membeberkan berdasarkan rekaman CCTV di pintu 13 situasinya sangat mengerikan. Ia mengatakan para penonton yang terpapar gas air mata berebut untuk keluar sedangkan pintu 13 semestinya hanya digunakan untuk masuk.
Kanjuruhan, imbuhnya, juga tidak memiliki pintu keluar darurat yang semestinya bisa digunakan untuk memitigasi situasi luar biasa. "Situasinya pintu terbuka tetapi sangat kecil. Itu pun pintu seharusnya untuk masuk tetapi dipaksa sebagai pintu keluar. Situasinya orang berebut keluar sementara sebagian sudah jatuh pingsan, terhimpit, terinjak, karena efek dari gas air mata. Jadi miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton tertumpuk dan meregang nyawa," ucap pria yang juga merupakan AFC Safety security officer itu.
Hal itu akan menjadi rekomendasi ke depan terkait infrastruktur stadion yang mempertimbangkan aspek keselamatan. Ke depan perlu perbaikan struktur pintu itu kemudian juga mempertimbangkan akses anak tangga yang tak ideal.
Ia menyebut standar anak tangga secara normatif ketinggiannya 18 cm dengan lebar tapak 30 cm. Di Kanjuruhan, ungkapnya, lebar tapak dan ketinggian anak tangga sama-sama mendekati 30 cm sehingga tak memenuhi unsur keamanan.
"Kalau dengan ketinggian normal tinggi 18 cm dan lebar tapak 30 cm kita berlari turun atau berlari naik itu tidak ada kemungkinan jatuh," tutur Nugroho. (OL-14)
Dalam pertemuan dengan TGIPF, perwakilan suporter sepak bola di Tanah Air meminta agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali di masa mendatang.
Di samping itu, tambah dia, TGIPF juga mendatangi serta mewawancarai berbagai pihak dan mengumpulkan bukti-bukti pendukung sebagai bahan analisis bagi tim.
Para pesepak bola dan mereka pun turut mengeluhkan jadwal malam. Rhenald menduga akan pihak kuat tertentu yang punya andil dalam penentuan jadwal tersebut.
Dari informasi yang dikumpulkan TGIPF, imbuhnya, panpel mengatakan sudah menyampaikan ketentuan FIFA soal larangan gas air mata namun tetap terjadi.
“Peran iklan jelas amat besar dalam hubungan dengan konsumsi rokok yang membahayakan kesehatan ini."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved