Polri Ogah Buru-buru Simpulkan Sebab Kericuhan dan Kematian di Kanjuruhan

Candra Yuri Nuralam
02/10/2022 14:58
Polri Ogah Buru-buru Simpulkan Sebab Kericuhan dan Kematian di Kanjuruhan
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

PENYEBAB kericuhan dan kematian ratusan orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, masih didalami pihak kepolisian. Korps Bhayangkara itu ogah terburu-buru memberikan kesimpulan terkait kedua hal tersebut.

"Harus dievaluasi secara menyeluruh dulu, agar kompeherensif, dan nanti hasil dari evaluasi secara menyeluruh sesuai dengan perintah Bapak Presiden akan disampaikan," Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Minggu (2/10).

Dedi mengatakan pihaknya kini tengah mengumpulkan data terkait penyebab kerusuhan dan kematian banyak orang di sana. Polri berjanji bakal membeberkan semua temuannya jika sudah rampung.

Di sisi lain, Mabes Polri mengirimkan tim Disaster Victim Identification (DVI) ke Malang. Tim itu diharap bisa membantu kelompok DVI setempat untuk mengidentifikasi jenazah korban.

"Dengan jumlah korban yang cukup banyak, tim DVI juga harus bekerja keras untuk segera melakukan identifikasi," ujar Dedi.

Baca juga: Pengamat Desak Kapolri Copot Kapolda Jatim Buntut Tragedi Kanjuruhan

Jenazah yang sudah teridentifikasi langsung diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan. Pengidentifikasi harus cepat karena tempat penyimpanan jenazah di Malang terbatas.

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mempertanyakan alasan penggunaan gas air mata dalam melerai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Gas air mata dilarang digunakan untuk melerai massa oleh Federation International de Football Association (FIFA).

"Ada statuta FIFA yang menyatakan larangan penggunaan gas air mata dalam pengamanan pertandingan sepak bola di sebuah stadion," kata Peneliti dari ISESS Bambang Rukminto melalui keterangan tertulis, Minggu (2/10).

FIFA melarang keras adanya penggunaan gas air mata karena dinilai bisa menimbulkan kepanikan dalam melerai massa di dalam stadion. Bangunan stadion juga diyakini bakal sulit membuat massa menghindari penyebaran gas air mata.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya