Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Kesempatan Terakhir bagi Lampard

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
02/1/2021 02:05
Kesempatan Terakhir bagi Lampard
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/Seno)

FRANK Lampard sejak sebelum Natal mengeluhkan jadwal pertandingan yang ia rasakan tidak adil. The Blues Chelsea harus menjalani pertandingan yang ketat sejak sebelum Boxing Day. Nyaris tidak ada waktu istirahat yang mencukupi bagi tim asuhannya dan mereka harus kembali turun bertanding sebelum pemulihan didapatkan.

Besok malam, Chelsea kembali harus turun bertanding untuk menjamu Manchester City di Stamford Bridge. Lampard harus segera memulihkan kondisi anak asuhnya yang baru 29 Desember lalu menjamu Aston Villa. Sebaliknya City beruntung memiliki waktu istirahat lebih panjang karena pertandingan melawan Everton Senin lalu ditunda lantaran adanya kasus covid-19 di kubu the Citizens.

Dengan jadwal yang begitu ketat, Chelsea meraih prestasi yang mengecewakan dalam lima pertandingan terakhirnya. Tiga kali mereka dipaksa menelan pil pahit dan terakhir dipaksa bermain imbang 1-1 melawan Aston Villa.

Prestasi yang mengecewakan itu bukan hanya membuat Chelsea melorot ke peringkat keenam. Masa depan Lampard di Stamford Bridge pun terancam. Besok malam, tidak ada pilihan lain bagi Chelsea kecuali menang karena Roman Abramovich bisa setiap saat mengambil keputusan besar. Mantan pelatih Paris Saint Germain, Thomas Tuchel, disebut-sebut akan mengisi posisi Lampard apabila prestasi tim tak kunjung membaik.

Lampard sangat paham dengan kondisi itu. Namun, ia percaya bisa mengembalikan tim asuhannya ke jalur kemenangan. Ia sangat percaya akan kemampuan anak-anak asuhannya, tinggal mengharapkan konsistensi permainan.

“Saya masih yakin untuk berada dalam kelompok empat teratas karena kami pernah mencatat rekor panjang tidak terkalahkan. Saya tinggal meyakinkan para pemain bahwa dalam sepak bola diperlukan konsistensi untuk memainkan sepak bola yang baik. Kalau itu bisa dilakukan, pasti akan banyak gol yang bisa diciptakan,” kata Lampard.

AFP/Richard Heathcote

Pelatih Chelsea, Frank Lampard.


Sisi kiri

Lampard sejauh ini baru merasa puas dengan sisi kiri timnya. Bek kiri Ben Chilwell, gelandang Mason Mount, dan penyerang sayap Christian Pulisic mampu membangun kerja sama yang apik dan saling menopang.

Ia masih terus berupaya memperbaiki sisi kanan, juga poros di tengah. Bek kanan Reece James merupakan pemain muda penuh harapan. Tinggal konsistensi permainan yang harus ditingkatkan.

Akibatnya, Lampard masih sering harus mengandalkan pemain kawakan Cesar Azpilicueta. Dia bahkan menjadikan bek asal Spanyol berusia 31 tahun itu sebagai kapten kesebelasan.

Koordinasi dengan N’Golo Kante di tengah dan Timo Werner tidak selancar seperti di sektor kiri. Inilah yang sering membuat serangan Chelsea kurang menggigit dan akhirnya tidak cukup untuk menggoyahkan permainan lawan.

Di poros tengah, Chelsea sebenarnya tidak kekurangan pemain. Namun, Lampard belum bisa menemukan pilihan terbaik. Ia bisa menggeser Werner sebagai ujung tombak, tetapi bisa juga menempatkan pemain kawak an Olivier Giroud sebagai pilihan.

Bahkan, apabila mereka tidak kunjung bisa memberikan gol kemenangan, Lampard kadang mencoba menurunkan pemain muda Tammy Abraham. Namun, lagi-lagi persoalan utama pemain Inggris berusia 23 tahun ini ialah konsistensi permainan.

Demikian pula dengan gelandang asal Italia, Jorginho. Apabila tampil dingin, ia bisa menjadi jangkar yang mampu menjaga keseimbangan tim. Namun, apabila keluar sikap temperamentalnya, Jorginho bisa kehilangan permainan terbaiknya.

Kehadiran pemain kawakan asal Brasil Thiago Silva sebenarnya diharapkan Lampard bisa mengatur i rama permainan. Kapten kesebelasan nasional Brasil berusia 36 tahun ini sudah malang melintang pengalamannya. Hanya saja, usia tidak memungkinkan ia untuk bisa bermain dengan jadwal yang begitu padat.

Pada empat dari lima pertandingan terakhir, Lampard menduetkan Thiago dengan Kurt Zouma untuk mengawal jantung pertahanan. Namun, pada pertandingan terakhir menghadapi Aston Villa, Lampard terpaksa menurunkan pasangan Andreas Christensen dan Antonio Rudiger.

Untuk menghadapi City besok malam, Lampard masih belum memastikan pilihan pemain yang akan diturunkan. Ia masih memiliki penyerang asal Maroko Hakim Ziyech yang bisa memperkuat serangan dari sayap kanan. Pemain yang dibesarkan Ajax Amsterdam ini jarang diturunkan karena cedera. “Ia sudah siap untuk diturunkan Minggu besok,” kata Lampard.

Satu lagi pemain yang diharapkan bisa bersinar di the Blues ialah penyerang muda asal Jerman, Kai Havertz. Pemain yang dibeli dengan harga 70 juta pound sterling itu baru menyumbangkan empat gol dari 20 penampilannya bagi Chelsea.

“Hanya soal waktu Havertz akan menunjukkan kelas yang sebenarnya karena ia mempunyai potensi yang sangat besar,” ujar gelandang Chelsea, Mateo Kovacic, tentang rekannya.


Diguncang covid-19

Kubu City datang ke London dengan kondisi fisik yang lebih baik. Mereka tidak perlu terikat jadwal pertandingan yang padat dan mempunyai istirahat satu pekan sebelum bertandang ke Stamford Bridge.

Hanya saja, kasus covid-19 yang melanda klub itu membuat tim asuhan Josep Guardiola tidak bisa juga berlatih. Baru Rabu (30/12) lalu ketika tidak ada lagi pemain yang positif, mereka bisa kembali ke lapangan untuk berlatih.

AFP/PAUL CHILDS

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

 

Pep Guardiola dipastikan harus kehilangan Kyle Walker dan Gabriel Jesus yang dinyatakan positif covid- 19 sejak 23 Desember lalu. Absennya Walker di sisi bek kanan membuat pelatih asal Spanyol tersebut mungkin mendorong Joao Cancelo mengisi posisi itu, sementara Benjamin Mendy bermain sebagai bek kiri.

Dua posisi center-back mungkin diisi Ruben Dias dan John Stones. Guardiola sangat mengandalkan gelandang bertahan Rodrigo Hernandez untuk menjadi jangkar membantu pertahanan, khususnya mengawal Kai Havertz apabila ia ditempatkan menjadi second striker di belakang Werner atau Giroud.

Apabila Rodrigo mampu menjaga keseimbangan tim, akan memudahkan Kevin de Bruyne untuk mengatur serangan. Cedera yang dialami Ilkay Guendogan membuat Pep Guardiola punya dua pilihan, menurunkan Bernando Silva atau Phil Foden sebagai pendamping De Bruyne.

Pertarungan antara De Bruyne dan N’Golo Kante menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemenang besok malam. Kante dengan kebandelan dan fisik yang kuat bisa menjadi pengganggu bagi playmaker City untuk bisa mengatur permainan.

Absennya Gabriel Jesus membuat Pep Guardiola tinggal berharap kepada Sergio Aguero sebagai ujung tombak. Pilihan lain ialah menurunkan penyerang muda Ferran Torres. Dengan Raheem Sterling dan Riyad Mahrez yang bermain dari sayap, City berharap bisa memanfaatkan kebugaran fisik untuk mencuri kemenangan.

Satu yang menjadi pemikiran Pep Guardiola tinggal siapa yang akan ditugasi menjaga gawang. Dengan terinfeksi covid-19-nya kiper Ederson Santana, pilihan tinggal terletak kepada kiper tim nasional AS, Zack Steffen. City selama ini sulit bisa menang di Stamford Bridge dan kemenangan terakhir diraih September 2017.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya