Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Pandemi Belum Reda, Persita Enggan Ikut Kompetisi Liga 1

Rahmatul Fajri
17/7/2020 17:44
Pandemi Belum Reda, Persita Enggan Ikut Kompetisi Liga 1
Pemain Persita Tangerang berebut bola dengan pemain PSM Makassar dalam kompetisi Liga 1.(Antara/Muhammad Iqbal)

PERSITA Tangerang enggan untuk melanjutkan Liga 1 musim ini. Padahal, PSSI dan PT LIB telah memutuskan nasib kompetisi Liga 1 yang dijadwalkan Oktober mendatang.

Diketahui, Liga 1 terpaksa ditunda sejak Maret akibat pandemi covid-19. Kompetisi akhirnya akan kembali dilanjutkan dengan status "extraodinary competition". Artinya, jadwal akan mengikuti situasi perkembangan kasus covid-19.

Namun, Persita menilai kompetisi di tengah pandemi covid-19 sangat berisiko bagi kesehatan dan keselamatan pemain. Selain itu, juga berdampak pada jadwal jika ada satu pemain yang terinfeksi covid-19.

Baca juga: Klub Keberatan Liga 1 Dilanjutkan, PSSI Buka Ruang Diskusi

"Satu saja yang kena orang tanpa gejala (OTG) positif, artinya satu tim harus diisolasi semua. Kalau sudah diisolasi, semua jadwal berubah lagi. Ini yang kita khawatirkan," ujar Presiden Persita Tangerang, Ahmed Rully Zulfikar, saat dihubungi, Jumat (17/7).

Masalah tak sampai di situ. Rully berpendapat dengan banyaknya laga sisa musim ini membuat pemain harus mengikuti jadwal yang padat. Hal ini berpotensi menyebabkan pemain cedera.

"Kita baru mulai tiga pekan. Artinya, dari 34 pertandingan, sisa 31 lagi. Hitungan saya, kita 31 pertandingan dikali 18 klub, ada 558 pertandingan lagi. Harus diselesaikan dalam waktu lima bulan. Ini akan menjadi risiko buat kita semua," pungkas Rully.

Baca juga: PT LIB Siap Lanjutkan Kompetisi Liga 1 dan 2

Dia mengatakan Liga 1 tidak bisa disamakan dengan kompetisi Eropa, yang hampir merampungkan kompetisi. Menurutnya, Liga 1 baru dimulai tiga pekan dan masih menyisakan banyak laga.

Melanjutkan kompetisi di tengah pandemi, lanjut dia, turut membuat klub kelimpungan dari aspek finansial. Walau ada potensi tambahan subsidi hingga Rp 800 juta, serta renegosiasi kontrak pemain dan pelatih, klub tetap kesulitan menggaji pemain. Sebab, tidak ada pemasukan dari sponsor dan tiket penonton.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya