Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
CALON Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mattalitti buka suara mengenai penentuan masa depan PSSI yang kini berada di tangan para voters. Hal itu dikatakannya karena mereka memiliki hak suara pada saat penyelenggaraan Kongres PSSI dan di tangan para voters masa depan persepakbolaan nasional akan ditentukan.
Para voters akan memiliki hak suara untuk menentukan 15 pejabat elite PSSI untuk periode 2019-23. Ke-15 pejabat elite itu ialah ketua umum, 2 wakil ketua umum, dan 12 anggota Komite Eksekutif (Exco).
"Kedaulatan sepak bola sesungguhnya memang dimiliki voters. Walaupun kenyataan lebih sering memperlihatkan sebaliknya. Dengan kata lain, kebanyakan voters kurang berdaulat dengan suaranya. Ini momentum untuk menunjukan bahwa voters PSSI kini lebih berdaulat," ungkap La Nyalla dilansir dari keterangan resmi, Selasa (15/10).
Dengan adanya keuntungan itu, La Nyalla menganggap banyak di antara para voters yang lebih senang ditarik ke sana-sini oleh calon pemimpin maupun incumbent PSSI. Dirayu, diiming-imingi, dimanfaatkan, dan pada akhirnya voters itu sendiri menikmati dan memanfaatkan posisinya.
Baca juga: Momentum Bangkit Timnas Garuda di Bali
Namun, tidak semua voters memiliki kelakuan yang sama. Dia mengatakan masih terdapat orang-orang yang teguh berdaulat dengan suaranya. Tapi sekali lagi jumlahnya tidak banyak karena kebanyakan voters akan lebih memilih bersikap pragmatis.
"Kebiasaan transaksional secara otomatis akan menggiring pilihan voters bukan berdasarkan logika dan nurani sepak bola untuk perubahan, tapi cenderung menjadi pilihan praktis dan hanya demi keuntungan sesaat atau keuntungan kelompok. Jika menyangkut besaran nominal uang, anggap saja motif hadir ke kongres hanya semacam mencari gaji ke-13, ke-14, dan seterusnya," lanjutnya.
Dengan adanya hal tersebut, La Nyalla mengharapkan para voters kembali berdaulat dengan suara mereka.
Voters yang tidak semata-mata mengutamakan transaksional, tapi juga peka dan responsif dengan keinginan perubahan di PSSI dan sepak bola nasional yang kini bergema di kalangan publik sepak bola sendiri.
"Voters harus memilih ketum, waketum dan exco yang membawa aspirasi perubahan. Harus idealis. Bukan justru mencari kesempatan untuk mendapat keuntungan pribadi dengan 'bertransaksi' suara," pungkas La Nyalla.
Sementara itu, Komite Pemilihan (KP) PSSI telah melakukan verifikasi terhadap sejumlah nama yang mendaftar sebagai calon ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota exco PSSI periode 2019-2023.
Proses selanjutnya akan terus berjalan sampai tiba waktunya kongres digelar, sebagai penentu masa depan PSSI hingga 5 tahun mendatang. Kongres PSSI rencananya akan di gelar 2 November mendatang di Jakarta. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved