Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Legenda Sepak Bola Inggris Minta Sanksi Lebih Tegas untuk Rasisme

Basuki Eka Purnama
06/5/2019 10:30
Legenda Sepak Bola Inggris Minta Sanksi Lebih Tegas untuk Rasisme
Viv Anderson(AFP/Daniel LEAL-OLIVAS)

KLUB atau negara yang pendukungnya melancarkan serangan rasisme terhadap pemain lawan seharusnya diganjar denda jutaan dolar, dipotong poinnya, atau bahkan dikeluarkan dari kompetisi. Hal itu diserukan oleh Viv Anderson, pemain kulit hitam pertama yang membela timnas Inggris.

Mantan bek berusia 62 tahun itu mengecam keputusan UEFA yang hanya mendenda Federasi Sepak Bola Montenegro sebesar 20 ribu euro atas serangan rasial pendukung mereka terhadap sejumlah pemain timnas Inggris, termasuk Raheem Sterling dan Danny Rose, di ajang kualifikasi Piala Eropa 2020 pada Maret lalu.

Anderson yang merupakan bagian dari tim Nottingham Forest yang memenangkan dua gelar Piala Eropa (sekarang Liga Champions) dan kemudian bermain untuk Manchester United dan Arsenal, mengatakan jika tidak ada sanksi yang tegas, aksi rasisme di sepak bola akan terus terjadi.

"Jika ada denda jutaan pound sterling, pemotongan angka, dan pencoretan tim dari kompetisi, asosiasi sepak bola akan sadar dan bekerja keras untuk mengatasi masalah itu," ujar Anderson.

Baca juga: Valverde Ingatkan Barcelona Tetap Waspadai Liverpool

"Dengan mendenda Montenegro 20 ribu euro, UEFA bak mengatakan, 'Kami menoleransi aksi kalian'."

"Harus ada sanksi yang membuat jera. Jika Anda mendenda mereka jutaan, menskors, dan memangkas poin, saya yakin masalah ini segera teratasi," imbuhnya.

Anderson yang 30 kali memperkuat timnas Inggris kemudian menceritakan mengenai hukuman bagi serangan air keras di Inggris.

"Ketika seseorang diganjar hukuman 20 tahun (pada Desember 2017) karena melancarkan serangan menggunakan air keras di sebuah klub malam, kini tidak terdengar lagi serangan semacam itu," kata Anderson. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya