Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
RAMADAN tahun ini memiliki makna yang spesial karena kita telah mengalami masa pandemi covid-19 dan menyelesaikan hajatan demokrasi lima tahunan Pemilu 2024.
Puasa sesungguhnya tidak sekadar menahan lapar dan dahaga yang dirasakan pada siang hari, tetapi juga bagaimana setiap muslim mampu menyukseskan ibadah sosial mereka secara paripurna, yaitu mampu membangun empati sekaligus solidaritas antarsesama tanpa membedakan status sosial.
Pelajaran penting puasa ialah solidaritas sosial untuk memperkuat ikatan persaudaraan dan saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan. Praktik puasa yang dilakukan bersama-sama selama Ramadan menghasilkan ikatan yang kuat di antara umat muslim dan umat lain yang berbeda agama.
Baca juga : Baznas Targetkan Pengumpulan Zakat Infak Sedekah Capai Rp430 Miliar selama Ramadan
Sedekah kepada sesama, terutama kepada duafa (orang-orang tidak mampu), menjadi acuan bahwa yang dimiliki setiap orang ialah bagian hak orang lain, bukan milik absolut individu. Hubungan vertikal dengan Tuhan dan relasi horizontal dengan manusia mendorong peduli untuk berbagi.
Hal sederhana dalam hal itu dipraktikkan melalui berbuka puasa (iftar) bersama. Bahkan, diriwayatkan dalam suatu hadis, memberi makan berbuka bagi yang berpuasa mendapat pahala setimpal dengan yang berpuasa (HR Tirmidzi). Di sinilah keagungan ibadah individu puasa sekaligus mengandung dimensi sosial.
Memberi (giving) dalam Islam menjadi fondasi utama. Pahala ibadah yang menempati solidaritas paling utama itu membangun egalitarianisme. Zakat, infak, dan sedekah menempati tempat yang mulia. Lewat ketiga ibadah tersebut, terjadi perputaran harta dan distribusi di masyarakat. Ajaran zakat itu juga mendorong terjadinya keadilan bagi semua kelas sosial masyarakat.
Baca juga : Dompet Dhuafa Targetkan Sejuta Penerima Manfaat pada Ramadan
Dalam surah Al-Hasyr ayat 7 dijelaskan, “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang kaya saja di antara kamu”. Oleh karena itu, individualiasme dilarang dalam Islam karena menimbulkan egoisme individu yang berdampak pada ketimpangan sosial.
Komponen zakat mencakup berbagai harta yang bertumbuh dan memiliki nilai ekonomi di masyarakat untuk disalurkan kepada mereka yang fakir miskin. Karena itu, memberi haruslah yang terbaik, bukan yang cacat atau buruk.
Uniknya, pengelolaan zakat ditekankan secara institusional, bukan secara individual diberikan langsung ke perorangan. Pendekatan itu mengajarkan penguatan solidaritas sosial akan tumbuh ketika ada sistem yang baik dalam pengumpulan dan pendistribusiannya.
Nilai agung konsep itu ialah menghilangkan rasa inferioritas penerima dan superioritas pemberi. Pemberi bertindak melakukan kewajibannya, demikian juga penerima (mustahik) berhak atas hasil pengumpulan zakat. Membayarkan zakat, infak, atau sedekah mengandung perpaduan antara kedermawanan dan tanggung jawab yang harus ditunaikan karena di situ ada hak orang lain.
Manajemen modern zakat itu dijelaskan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 60, yaitu disalurkan kepada delapan kelompok penerima zakat, salah satunya pengelola zakat. Inti ajaran zakat itu ialah pengelolaan secara kelembagaan diharuskan untuk mendorong solidaritas dan keadilan sosial di masyarakat.
Indonesia merupakan kiblat ideal dalam regulasi zakat karena mampu menyeimbangkan peran negara dan masyarakat dalam pengelolaan zakat.
Di tengah tantangan ekonomi global, zakat harus diposisikan sebagai strategic leverage. Ia bukan hanya solusi bagi umat Islam, melainkan best practice yang bisa diadopsi
Baznas, termasuk Baznas Provinsi, dan Bazmas Kabupaten/Kota, dibina dan diawasi oleh Kementerian Agama. Artinya, Baznas tidak memiliki kekuasaan absolut.
Ia juga menyoroti pentingnya membangun integrasi ekosistem zakat yang melibatkan Banzas dan berbagai lembaga zakat lainnya secara selaras
Baznas RI menargetkan pengumpulan 7.000 ekor setara doka (domba dan kambing) senilai Rp21 miliar, yang akan didistribusikan ke 34 provinsi dan menjangkau 105.000 mustahik.
Pengelolaan zakat di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
BAZNAS RI bersama Alfa Group (Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan) telah menyalurkan dana Sedekah Konsumen sebesar Rp24,3 miliar sepanjang 2024.
Potensi zakat, misalnya, mencapai Rp327 triliun per tahun, tetapi realisasinya masih jauh di bawah angka tersebut.
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen memberikan kemudahan layanan keuangan bagi masyarakat selama bulan suci Ramadan melalui super apps BRImo.
PT Pertamina International Shipping (PIS) melalui Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) menggelar program BerSEAdekah sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat.
Bagi keluarga yang ingin membacakan doa tahlilan tentu diperbolehkan selama tidak memberatkan dan diniatkan bersedekah bagi arwah saudaranya. Bagaimana bacaan tahlilan?
Benarkah malam lailatulkadar terjadi pada malam ini? Berikut dalil hadis Nabi Muhammad SAW tentang lailatulkadar pada malam ke-29 Ramadan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved