Rabu 29 Maret 2023, 06:00 WIB

Puasa Buruk Sangka

Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal | Ramadan
Puasa Buruk Sangka

MI/Seno
Ilustrasi MI

 

SELAIN puasa bicara, puasa berburuk sangka juga sangat dianjurkan di bulan suci Ramadan. Berpuasa dalam arti menahan lapar, dahaga, dan berhubungan seks insya Allah bisa dan tidak lagi terlalu susah.

Akan tetapi, yang perlu dipertanyakan ialah sanggupkan kita berpuasa terhadap segala hal yang masuk kategori buruk sangka (negative thinking)? Sanggupkah kita berpuasa untuk tidak dengki dan hasad kepada orang lain? Sanggupkah kita berpuasa untuk tidak sombong dan angkuh? Sanggupkah kita berpuasa untuk tidak menggunjingkan orang lain?

Hal ini sangat penting karena Nabi pernah bersabda, “Ada tiga hal yang menjadi sumber segala dosa. Oleh karena itu, jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya, yaitu sombong karena kesombonganlah yang membuat iblis tidak mau sujud kepada Nabi Adam AS; tamak karena ketamakanlah yang membuat Adam makan buah di surga; dengki karena kedengkianlah yang membuat Qabil membunuh Habil.”

Dengki, buruk sangka, dan semacamnya sesungguhnya termasuk kufur ingkar sebab ia tidak rela menerima ketetapan Allah Yang Maha Esa. Allah berfirman, “Katakanlah: Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi," (QS Al-Araf/7: 33). Yang dimaksud kata wa ma bathana (perbuatan keji yang tersembunyi) dalam ayat ini menurut kalangan ulama ialah dengki.

Dikatakan, takutlah terhadap dengki itu sebab pengaruhnya tampak pada dirimu sebelum tampak pada yang didengki. Sama dengan yang dikatakan Allah SWT, “Wa min syarri hasidin idza hasad (Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki),” (QS Al-Falaq: 5).

Hal yang sama dengan dengki ialah gibah atau iri hati. Allah SWT mengumpamakan orang gibah dengan pemakan bangkai manusia, sebagaimana dalam firman-Nya, “Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?” (QS Al-Hujurat/49: 12).

Dalam hadis juga pernah ditemukan riwayat, “Sesungguhnya Allah membenci keluarga pemakan daging manusia.” Ia menjawab, “Bahwa yang dimaksud pemakan daging ialah mereka yang menggunjing orang lain dan mereka memakan dagingnya.”

Dalam satu sumber disebutkan, ketika seseorang diberi buku catatan amalnya pada hari kiamat nanti, dia akan melihat dalam bukunya itu amal-amal baik yang tidak pernah ia melakukannya. Lalu dikatakan kepadanya, “Inilah hasil dari pergunjingan orang lain terhadap dirimu yang engkau sendiri tidak menyadarinya.”

Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa AS, “Barang siapa meninggal dan sudah bertobat dari pergunjingan, maka ia masuk surga paling akhir. Barang siapa meninggal dan tetap melakukan pergunjingan, maka ia yang paling pertama masuk neraka.”

Jika kita mampu berpuasa untuk tidak dengki, menggunjingkan orang lain, cemburu buta, dan buruk sangka kepada siapa pun juga, maka sesungguhnya kita memasuki puasa khawash, puasanya orang-orang khusus. Mari kita selalu berikhtiar untuk meningkatkan kualitas puasa kita, dari puasa awam ke puasa khawash. Kalau perlu dari puasa khawash ke puasa khashul khawash. Insya Allah wa bi’aunillah.

Baca Juga

Sampoerna Land

Pesan AA Gym dalam Halal Bihalal di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square

👤Gana Buana 🕔Kamis 18 Mei 2023, 14:32 WIB
Kegiatan amaliyah Ramadan 1444 H di Masjid As Syamil Sampoerna Strategic Square ditutup dengan acara Halal Bihalal, Rabu...
Dokumentasi pribadi.

Infobrand.id Gandeng 22 Perusahaan Gelar Program Ramadan Berbagi

👤Media Indonesia 🕔Kamis 27 April 2023, 10:00 WIB
CEO Infobrand.id Susilowati Ningsih mengatakan Charity Program Ramadhan Brand Berbagi 2023 merupakan penyelenggaraan kali...
Dokumentasi pribadi.

Pedagang Warteg dan Kaki Lima Jakarta Bantu Warga tidak Mampu

👤Media Indonesia 🕔Jumat 21 April 2023, 16:10 WIB
Bulan puasa Ramadan pada 2023 atau bertepatan 1444 Hijriyah akan segera berakhir. Sejumlah komunitas masyarakat terpantau melakukan...

RENUNGAN RAMADAN

CAHAYA HATI


JADWAL IMSAKIYAH
Jumat, 02 Jun 2023 / Ramadan 1443 H
Wilayah Jakarta dan Sekitarnya
Imsyak : WIB
Subuh : WIB
Terbit : WIB
Dzuhur : WIB
Ashar : WIB
Maghrib : WIB
Isya : WIB

PERNIK RAMADAN