Sedekah ke Berbagai Belahan Dunia

MOMENTUM Ramadan jangan sampai terlewat. Semua amal sedekah kita, sebagaimana ibadah lainnya, akan mendapat pahala yang berlipat ganda ketimbang 11 bulan lainnya.

Di Uni Emirat Arab (UEA), Ramadan dijadikan momentum untuk berbagi sedekah dengan jumlah yang sangat besar. UEA memiliki program berbagi dengan skala nasional.

Syekh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden yang juga Perdana Menteri UEA, penguasa Emirat Dubai, menggagas program berbagi itu pada 2020. Saat itu, program berbagi dengan skala nasional itu diberi nama 10 Million Meals (10 Juta Makanan), yakni kampanye mengumpulkan donasi hingga mencapai 10 juta dirham (Dh = dirham Uni Emirat Arab/AED) (atau sekitar Rp40 miliar) sepanjang Ramadan.

Donasi itu akan didistribusikan dalam bentuk bantuan pangan dan voucer yang disalurkan kepada penerima di berbagai belahan dunia.

Kampanye pemberian bantuan pangan itu kemudian terus meningkat menjadi 100 Milion Meals (Dh100 juta atau sekitar Rp400 miliar) pada 2021 dan 2022.

Pada Ramadan 2023, angka berbagi yang disalurkan UEA mencapai 1 Billion Meals (Dh1 miliar atau sekitar Rp4 triliun). UEA mengeklaim bahwa kampanye bantuan pangan yang mereka lakukan sejak 2020 itu merupakan yang terbesar di kawasan, dan berhasil menjadi inisiatif yang dioperasikan di 30 negara di Timur Tengah, Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Selatan.

Program bantuan pangan itu mencerminkan visi Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk mewujudkan inisiatif kemanusiaan global yang berkelanjutan melalui konsep korporat yang terintegrasi.

Inisiatif itu dikelola melalui Mohammed bin Rashid Al Maktoum Global Initiatives (MBRGI), dengan menekankan pentingnya kemitraan yang efektif dalam mencapai tujuan amal (sedekah) di seluruh dunia.

Setiap lapisan masyarakat, baik individu maupun korporat, dapat menjadi bagian dalam kampanye itu dengan memberikan sumbangan melalui situs web, SMS, telepon, atau cara lain.

Nilai sumbangan mulai Dh10 (10 dirham UEA atau sekitar Rp40 ribu) hingga Dh1.000 (sekitar Rp4 juta) dan nominal lainnya yang lebih besar bila penyumbang ialah korporasi.

Penyaluran dilakukan kepada penerima yang telah didata sebelum program dimulai pada Ramadan dan diprioritaskan untuk negara-negara yang membutuhkan bantuan pangan atau negara yang terdampak oleh bencana.

Bantuan pangan itu disalurkan dalam bentuk bingkisan sembako atau dalam bentuk voucer yang memungkinkan penerima manfaat membeli apa yang mereka butuhkan dari toko mitra.

Kedutaan Besar dan Misi Diplomatik UEA memainkan peran kunci dalam memfasilitasi distribusi bantuan pangan melalui kerja sama dengan otoritas lokal di negara penerima.

Kampanye bantuan pangan itu juga dapat dianggap sebagai model di masa yang akan datang perihal bagaimana mengalokasikan sumber daya dan upaya untuk menyediakan akses langsung dan mendesak dalam penyediaan bantuan pangan.

Bila suatu negara sudah kaya dan mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, inisiatif seperti itu menjadi mungkin dilakukan. Inisiatif UEA itu pun dapat menjadi contoh bagi kita dalam pengelolaan bantuan pangan di dalam negeri.