Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PUASA sebagai pilar Islam memiliki pengaruh penting dalam proses peneguhan karakter keimanan dan keislaman seseorang. Daya pencegah perangai negatif yang terkandung di dalam puasa sangat tinggi sehingga puasa diwajibkan untuk mukmin setiap tahun (fardhu zaman). Potensi pencegahan karakter negatif ini menjadi salah satu alasan utama mukmin menyambut puasa Ramadan dengan sukacita.
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhammad bin Said, keterangan di dalam Al-Qur’an Surat al Baqarah (QS: 2:183) dijadikan titik pemberangkatan mengurai tujuan syariat (maqaisd syariah) diwajibkannya puasa bagi mukmin. Artinya, puasa yang tidak bertujuan tidak akan membawa dampak apa-apa bagi pelakunya kecuali tidak makan-minum.
Keterangan QS 2:183 bahwa yang diseru berpuasa itu adalah iman, bukan orang-orang yang beriman. Sebab, jika yang diseru sudah beriman, tentu tidak diseru lagi untuk berpuasa.
Iman itu kepercayaan Allah untuk menggerakkan jasad manusia agar berfungsi melihat pada mata dan pancaindra lain. Roh atau iman itu tidak laki dan tidak perempuan, tapi ia terpatri ke dalam setiap dada manusia sehingga manusia itu menjadi umat yang satu.
Sebagai kepercayaan Tuhan, roh; iman; kitab, atau cahaya itu diurus dan dididik Tuhan sebagaimana keterangan Quran Surat al Isra’ dengan mendirikan salat, menunaikan zakat, dan berpuasa Ramadan agar bertakwa dengan sebenar-benar takwa.
Bahkan, tidak mati kecuali benar-benar dalam keadaan selamat (Islam). Artinya, mukmin mengerangkeng karakter negatifnya sendiri agar keluar dari kegelapan (hawa, nafsu) sehingga terjadi keselarasan antara apa yang diucapkan dan diamalkan terbit dari hati yang takwa.
Bulan Ramadan adalah momentum tepat bagi iman untuk dididik Tuhannya agar kembali berpendirian dengan karakter dasarnya yang sidik, amanah, tablig, dan fatanah. Mukmin yang dididik Tuhannya akan mampu mentransformasi karakter negatif menjadi karakter positif, menyucikan dirinya dari perbuatan sia-sia, hawa, nafsu, dan bisikan setan. Merekalah yang beruntung karena mendirikan salat, memuasakan sifat-sifat tercela, menjaga kehormatan dirinya, dan menjauhkannya dari perbuatan al fahsya’iwal mungkar.
Karakter positif
Mukmin melatih kemampuannya membelenggu setan yang membisikkan keragu-raguan ke dalam dada manusia. Menurut Muhammad bin Said, setan secara inheren berada dalam diri manusia dengan rupa seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara, turun kepada manusia pembohong, pendusta, penghasut, pemfitnah, pendengki, iri, kikir, sombong, takabur, dan sifat tercela lainnya. Apabila mukmin tidak membelenggu setan maka tujuan syariat diserukan kewajiban puasa kepadanya belumlah tercapai, kecuali meninggalkan makan, minum, dan hubungan seksual suami istri di siang hari, pintu surga tidak terbuka dan pintu neraka tidak terkunci.
Kekuatan mengubah karakter negatif menjadi positif itu berat, memerlukan waktu, pendekatan, dan tempat khusus. Ramadan dengan segala instrumen ibadah di dalamnya menjadi tempat spesial dalam meneguhkan karakter diri mukmin yang selaras dengan nilai-nilai agama, nilai luhur budaya bangsa, dan ideologi Pancasila. (H-1)
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto disebut-sebut menjalani tirakat dengan berpuasa tiga hari tiga malam di dalam Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
Puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama pada bulan Dzulhijjah.
Puasa mendorong tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak, yang dapat memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup.
Puasa enam hari Syawal harus berurutan atau boleh terpisah, hukum membatalkan puasa Syawal, dan saat silaturahmi sebaiknya melanjutkan puasa Syawal atau boleh dibatalkan.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Sebuah studi terbaru di Annals of Internal Medicine menemukan bahwa metode puasa intermiten 4:3 mampu menghasilkan penurunan berat badan yang sedikit lebih signifikan dalam 12 bulan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved