Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
Pengamat politik Ray Rangkuti menilai keputusan PDI Perjuangan (PDIP) untuk menata ulang struktur kepengurusan dengan prinsip satu orang memegang satu jabatan sebagai langkah tepat.
Menurutnya, format baru itu membuat mesin partai lebih profesional sekaligus memastikan setiap kader fokus pada tanggung jawab organisasinya.
“Dengan begitu, setiap pengurus fokus pada tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Itu yang membuat struktur lebih profesional dan tepat,” kata Ray di Jakarta, hari ini.
Meski demikian, Ray melihat penataan ini tidak lepas dari dinamika internal. Pasalnya, ada setidaknya dua nama yang mendapatkan posisi dengan ruang gerak lebih luas, yakni Said Abdullah dan Bambang Wuryanto (Bambang Pacul). Keduanya selama ini dikenal dekat dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
“Jika dikaitkan dengan dua nama ini, boleh jadi ada pergeseran kekuatan faksi di internal PDIP. Tafsirnya, pengaruh faksi Puan mendapat ruang lebih besar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ray menyebut langkah tersebut sekaligus membuka kemungkinan kembalinya keseimbangan antara faksi-faksi internal antara Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
“Untuk urusan internal, pengaruh Prananda nampaknya mulai pulih kembali,” tutur dia.
Menurut Ray, penataan struktur dengan narasi profesionalitas sejatinya wajar. Namun, dalam konteks politik, publik tetap akan menafsirkan perombakan sebagai arena kontestasi antar-faksi di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu. (Far/P-1)
Padahal proses pemberhentian sejumlah ketua DPD PDIP sesuai dengan apa yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Partai.
“Anggota Partai atau kader partai yang terpilih dan ditetapkan menjadi Dewan Pimpinan Partai (DPP) dan Pengurus Partai tidak boleh rangkap jabatan struktural di atas ataupun bawahnya,"
KETUA Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, menegaskan pentingnya membentuk generasi muda yang tangguh dan berjiwa nasionalis. Generasi muda harus siap berkorban untuk negara.
, Politikus PDIP Guntur Romli memastikan absennya Megawati pada upacara HUT ke-80 RI bukan karena adanya masalah dengan Presiden Prabowo Subianto
Hasto menjelaskan Megawati telah berkunjung ke Istana Kepresidenan Jakarta, yakni pada Sabtu (16/8), untuk mengukuhkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).
Ketika ditanya soal kemungkinan Kongres digelar di Bali, Deddy hanya menjawab singkat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved