Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MAHKAMAH Agung (MA) menolak permohonan kasasi Harvey Moeis, terdakwa kasus korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk. Dengan penolakan ini, vonis 20 tahun penjara yang dijatuhkan pada tingkat banding tetap berlaku.
“Amar putusan: tolak,” demikian petikan amar Putusan Nomor 5009 K/PID.SUS/2025 yang dikutip dari laman Informasi Perkara MA RI, Selasa (1/7).
Putusan tersebut diambil oleh Hakim Agung Dwiarso Budi Santiarto bersama dua anggota majelis, Arizon Mega Jaya dan Achmad Setyo Pudjoharsoyo, pada Rabu, 25 Juni 2025. Saat ini, perkara tersebut tengah dalam proses minutasi atau pengarsipan berkas.
Sebelumnya, Harvey divonis 6 tahun 6 bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat, ditambah denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan, serta kewajiban membayar uang pengganti sebesar Rp210 miliar subsider 2 tahun penjara.
Namun, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman itu menjadi 20 tahun penjara, denda Rp1 miliar subsider 8 bulan kurungan, serta uang pengganti Rp420 miliar subsider 10 tahun penjara.
Dalam kasus ini, Harvey Moeis, yang disebut sebagai perpanjangan tangan PT Refined Bangka Tin (RBT) dinyatakan bersalah melakukan korupsi secara bersama-sama dalam pengelolaan komoditas timah di wilayah IUP PT Timah Tbk pada 2015–2022. Perbuatannya menyebabkan kerugian negara sebesar Rp300 triliun.
Rincian kerugian negara tersebut antara lain:
Harvey juga terbukti menerima uang sebesar Rp420 miliar bersama Helena Lim, Manajer PT Quantum Skyline Exchange (QSE), dan melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari dana yang diterimanya.
Atas perbuatannya, Harvey dijerat Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Ia juga dinyatakan melanggar Pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. (Ant/P-4)
KASUS sengketa hukum terkait proyek pembangunan franchise Resto Bebek Tepi Sawah di Bandar Lampung memasuki babak baru
Mahkamah Agung longgarkan syarat tahanan rmah presiden Brasil Jair Bolsonaro, mengizinkan anggota keluarga mengunjunginya.
Mahkamah Agung (MA) menyatakan akan segera memanggil tiga hakim yang menangani perkara mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, atau yang akrab disapa Tom Lembong
Dalam keterangannya Ketua Mahkamah Agung secepatnya akan mempelajari surat tersebut untuk mengetahui perlu atau tidaknya melakukan klarifikasi
Mahkamah Agung (MA) memastikan akan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran etik yang melibatkan hakim dalam perkarA Tom Lembong.
MA memastikan hakim yang menangani perkara korupsi atas nama terdakwa Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong telah memenuhi syarat sebagai hakim tindak pidana korupsi (tipikor).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved