Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pengamat Sebut Hasan Nasbi Elegan, Putuskan Mundur sebelum Dipecat

Rahmatul Fajri
29/4/2025 20:34
Pengamat Sebut Hasan Nasbi Elegan, Putuskan Mundur sebelum Dipecat
Hasan Nasbi(MI/RM Zen)

PENGAMAT komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai mundurnya Hasan Nasbi dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Presiden atau PCO karena Hasan keberadaannya tidak diinginkan oleh Presiden Prabowo Subianto

Jamiluddin mengaku telah memprediksi Hasan Nasbi akan mengundurkan diri. Hal tersebut melihat Hasan Nasbi tidak lagi melaksanakan fungsinya sejak Presiden Prabowo Subianto menunjuk Mensesneg Prasetyo Hadi menjadi juru bicara presiden. 

"Sejak itu, Hasan Nasbi tampaknya menyadari bahwa dirinya sudah tidak dikehendaki Presiden Prabowo. Hal itu semakin disadari Hasan Nasbi setelah Presiden Prabowo mengakui ada kelemahan komunikasi pemerintah dan mengatakan akan memperbaikinya," kata Jamiluddin melalui keterangannya, Selasa (29/4).

Jamiluddin menilai Hasan Nasbi memilih mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas ketidakmampuannya melaksanakan fungsi dan tugas sebagai kepala PCO dan jubir presiden.

"Hasan Nasbi tampaknya mengambil sikap mendahului daripada dipecat. Cara ini tentu jauh lebih elegan," katanya. 

Jamiluddin mengatakan pengganti Hasan Nasbi harus merupakan sosok yang kredibel. Syarat ini diperlukan agar pesan-pesan yang disampaikan dapat dipercaya dan diterima masyarakat.

"Jadi, syarat kredibel itu mutlak agar pesan-pesan yang disampaikan jubir presiden lebih efektif. Pesan-pesan yang disampaikan tidak menjadi bumerang bagi presiden," katanya.

Selain itu, ia menilai jubir presiden harus mampu mewakili presiden. Untuk itu, jubir harus berintegritas agar setiap pesan yang disampaikannya hanya untuk kepentingan presiden, bukan kepentingan si jubir atau orang lain.

"Media relationsnya juga harus baik. Ia harus mampu menjembatani kepentingan wartawan dengan kepentingan presiden. Dengan begitu, PCO dan jubir justru memperlancar arus informasi dari presiden yang dibutuhkan wartawan, bukan justru menghambatnya," katanya.

"Tak kalah pentingnya, PCO dan jubir harus memahami manajemen krisis. Hal itu diperlukan agar jubir mampu memprediksi isu-isu yang berpeluang berkembang menjadi krisis. Dengan mengetahui hal itu, PCO dan jubir presiden akan cepat mengantisipasi isu-isu tersebut agar tidak berkembang. PCO akan lebih mudah mengatasinya, sehingga krisis tidak terjadi," katanya. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya