Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Guru Besar UGM dan UI Murka Disebut Partisan oleh Istana

Dinda Shabrina
03/2/2024 21:10
Guru Besar UGM dan UI Murka Disebut Partisan oleh Istana
Prof Kuncoro Membacakan Petisi Civitas Akademika UGM.(Dok. MI)

GURU Besar Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku tersinggung setelah dituding terlibat dalam politik partisan.

Prof Susi Dwi Harjanti, guru besar UI, mengaku menjelaskan kritik dan petisi yang disampaikan oleh para guru besar kepada pemerintahan hari ini merupakan bagian dari rasa peduli mereka terhadap masa depan bangsa.

“Pada saat universitas dituduh ada kepentingan politik, narasi elektoral, pada dasarnya tuduhan yang tidak terbukti itu harus dibuktikan. Kalau saya mengambil pendapat dan meminjam pemikiran Carl Sagan, extraordinary claim meet extraordinary evidence. Kalau pihak istana menuduh universitas, guru besar telah melakukan narasi elektoral, itu klaim. Maka pihak istana harus menyertakan bukti kepada kami apakah klaim itu terbukti atau tidak,” tegas Prof Susi dalam Primetime News MetroTV, Sabtu (3/2).

Baca juga : Civitas Academica UI Kutuk Penindasan Kebebasan Berekspresi di Masa Pemilu 2024

Menurut Prof Susi, sebuah negara yang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, tidak boleh terlalu banyak purbasangka. Sebab hal itu bertentangan dengan tindakan yang diharapkan oleh demokrasi itu sendiri.

“Sebuah negara yang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, tetapi terlalu banyak purbasangka yang digunakan atau yang dipraktikkan penguasa, dan purbasangka itu yang ditujukan pada rakyat, terutama kepada universitas, maka itu akan merusak demokrasi itu sendiri. Jadi demokrasi itu tidak boleh banyak purbasangka. Apalagi kalau purbasangka itu dilakukan oleh pihak penguasa kepada rakyat, terutama universitas,” jelasnya.

Selain itu Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro juga mengaku dirinya tersinggung petisi bulaksumur yang ia bacakan juga dituding merupakan narasi elektoral dari strategi partisan.

Baca juga : Protes Civitas Academica Bentuk Mosi tidak Percaya Rezim Penguasa

“Saya sangat tersinggung. Saya melihat ketika membaca petisi UGM, dua kali saya membaca bismillah. Saya mengatakan dengan suara kasih dari UGM, mengingatkan alumninya untuk tidak seperti itu. Ari Dwipayana itu juga alumni UGM. Memalukan menurut saya. Jangan pembenaran. Saran saya cabut pernyataan itu. Saya takut ada keos,” ketus Koentjoro.

“Saya cinta indonesia, saya cinta NKRI, saya cinta UGM. Karena itu UGM meningkatkan alumnusnya. Dasarnya hanya itu,” pungkasnya.

Baca juga : Keprihatinan Menguat, Akademisi dan Intelektual Bergerak



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya