Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GURU Besar Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku tersinggung setelah dituding terlibat dalam politik partisan.
Prof Susi Dwi Harjanti, guru besar UI, mengaku menjelaskan kritik dan petisi yang disampaikan oleh para guru besar kepada pemerintahan hari ini merupakan bagian dari rasa peduli mereka terhadap masa depan bangsa.
“Pada saat universitas dituduh ada kepentingan politik, narasi elektoral, pada dasarnya tuduhan yang tidak terbukti itu harus dibuktikan. Kalau saya mengambil pendapat dan meminjam pemikiran Carl Sagan, extraordinary claim meet extraordinary evidence. Kalau pihak istana menuduh universitas, guru besar telah melakukan narasi elektoral, itu klaim. Maka pihak istana harus menyertakan bukti kepada kami apakah klaim itu terbukti atau tidak,” tegas Prof Susi dalam Primetime News MetroTV, Sabtu (3/2).
Baca juga : Civitas Academica UI Kutuk Penindasan Kebebasan Berekspresi di Masa Pemilu 2024
Menurut Prof Susi, sebuah negara yang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, tidak boleh terlalu banyak purbasangka. Sebab hal itu bertentangan dengan tindakan yang diharapkan oleh demokrasi itu sendiri.
“Sebuah negara yang mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi, tetapi terlalu banyak purbasangka yang digunakan atau yang dipraktikkan penguasa, dan purbasangka itu yang ditujukan pada rakyat, terutama kepada universitas, maka itu akan merusak demokrasi itu sendiri. Jadi demokrasi itu tidak boleh banyak purbasangka. Apalagi kalau purbasangka itu dilakukan oleh pihak penguasa kepada rakyat, terutama universitas,” jelasnya.
Selain itu Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Koentjoro juga mengaku dirinya tersinggung petisi bulaksumur yang ia bacakan juga dituding merupakan narasi elektoral dari strategi partisan.
Baca juga : Protes Civitas Academica Bentuk Mosi tidak Percaya Rezim Penguasa
“Saya sangat tersinggung. Saya melihat ketika membaca petisi UGM, dua kali saya membaca bismillah. Saya mengatakan dengan suara kasih dari UGM, mengingatkan alumninya untuk tidak seperti itu. Ari Dwipayana itu juga alumni UGM. Memalukan menurut saya. Jangan pembenaran. Saran saya cabut pernyataan itu. Saya takut ada keos,” ketus Koentjoro.
“Saya cinta indonesia, saya cinta NKRI, saya cinta UGM. Karena itu UGM meningkatkan alumnusnya. Dasarnya hanya itu,” pungkasnya.
Baca juga : Keprihatinan Menguat, Akademisi dan Intelektual Bergerak
Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan isi hatinya soal tuduhan ijazah palsu dalam acara reuni ke-45 Angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Potasium bisa dijadikan indikator baru dalam pemantauan aktivitas vulkanik, terutama untuk menilai potensi terjadinya letusan besar yang memicu pembentukan kaldera.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menanggapi pernyataan mantan Rektor UGM, Sofian Effendi, dalam sebuah video YouTube yang meragukan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo
PIhak UGM menyayangkan pihak yang mengiring opini soal pernyataan Mantan Rektor UGM Prof Sofian Effendi soal ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Tim The Valuator terdiri dari tiga mahasiswa Program Studi Ilmu Aktuaria UGM angkatan 2022, yaitu Rafael Wicaksono Hadi, Victorius Chendryanto, dan Dewa Ayu Maharani Adithi Kirana.
Sebuah petisi satirikal untuk menggalang dana satu triliun dolar agar Denmark dapat membeli California dari Donald Trump mendapatkan lebih dari 200.000 tanda tangan.
Gracie Abrams menanggapi sebuah petisi yang meminta agar Dora Jarkowski, yang dikenal dengan nama panggung Jar, diganti sebagai aksi pembuka dalam tur Eropa dan U.K.
Ada tujuh petisi yang beredar menuntut pencopotan Gus Miftah dari jabatan utusan khusus presiden.
LEBIH dari seratus ribu orang menandatangani petisi untuk mencopot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto.
LEBIH dari 80 ribu orang menandatangani petisi untuk mencopot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto. Berdasarkan petisi di situs change.org
Para pelaku budaya menggalang dukungan melalui petisi dari agar Hilmar Farid menjadi menteri kebudayaan dalam kabinet Prabowo Subianto.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved