Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
NEGARA memiliki kewajiban membangun ekosistem kebudayaan. Untuk itu, negara harus menginvestasikan anggaran di bidang kebudayan, dana yang cukup untuk membangun kebudayaan.
"Kita ingin memajukan kebudayaan. Karena itu, negara harus berani menginvestasikan dana yang besar untuk kemajuan kebudayaan," ungkap Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan di depan sejumlah seniman
Kota Bandung, Minggu (28/1).
Dalam acara yang dikemas dengan tema Ngajabarkeun Abah Anies itu, Anies menjanjikan meski memberikan anggaran dan investasi yang besar, namun negara tidak boleh mengatur sendiri. Negara memiliki kewenangan, tapi belum tentu negara punya pengetahuan.
Baca juga: Kampanye Akbar di Bandung, Anies Sebut Masyarakat Jawa Barat Konsisten dengan Perubahan
Negara harus mengajak bicara para budayawan dan seniman guna membuat peta jalan yang harus dilakukan.
"Negara hadir mendukung finansial dan fiskal. Namun, supaya bisa berjalan, jangan negara yang menentukan.
Negara belum tentu tahu apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam proses pembangunan kebudayaan," tandasnya.
Pentingnya pemajuan kebudayaan ini dicontohkan Anies pada saat memimpin Kota Jakarta. Dia memisahkan dinas pariwisata dengan kebudayaan.
Baca juga: Tren Pemilih Ganjar-Mahfud Bergeser ke Anies-Muhaimin
"Wisata itu untuk penghidupan, sedangkan kebudayaan untuk kehidupan. Dua hal yang berbeda dan jangan pernah dicampur. Satu for profit satu lagi civilization," jelas dia.
Membangun kebudayaan, tambah Anies, merupakan upaya membangun peradaban. Untuk itu negara harus hadir membiayai, negara harus masuk dengan memberikan investasi.
Dia mencontohkan upayanya membangun Taman Ismail Marzuki. Siapa pun yang datang ke sana, saat ini, akan menilainya sebagai pusat kebudayaan kelas
dunia.
Padahal saat pembangunan banyak yang mengkritik. Ternyata setelah jadi, hasilnya berbeda dengan yang mereka bayangkan dulu.
"Saya memang ingin menghadirkan pusat kebudayaan bertaraf internasional. Saya janji jika terpilih nanti akan membangun gedung yang sama di Bandung, supaya seniman dan budayawan punya kebanggaan," tandasnya.
Anies berharap komunitas kebudayaan harus bisa terus hidup. Untuk itu harus dijaga, jangan sampai mati dan negara memberikan dukungannya.
Dia menunjuk padepokan seniman Iman Soleh di wilayah Ledeng, Kota Bandung. Komunitas seniman di lokasi ini hidup dan terus dijaga. Banyak seniman muda datang dari seluruh Indonesia untuk belajar.
"Saya sering ke sana. Proses mentoring di sana luar biasa. Saya bayangkan, kita memiliki 20 tempat seperti itu di Indonesia. Hasilnya pasti dahsyat," tegasnya. (Z-10)
Camat dan lurah diminta untuk memetakan titik-titik prioritas yang dapat dijadikan lokasi pelaksanaan program padat karya.
Harus ada upaya mendorong riset dan inovasi AI yang relevan dengan kebutuhan bangsa, serta menjaga etika dan nilai dalam teknologi.
Program pembangunan itu harus 60% pada tingkat kabupaten/kota, 20% provinsi dan 20% pusat. Namun, sayangnya, menurut Bursah sampai saat ini pembangunan di daerah masih dikendalikan pusat.
Sebelumnya Apdesi juga menyampaikan beberapa permohonan diantaranya penambahan Alokasi Dana Desa.
Dia juga menyoroti bahwa aktivitas masyarakat yang terkendala lantaran berada di kawasan hutan, harus pula mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan melalui kelestarian hutan.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menilai, dengan data terpilah itu memungkinkan penyusunan kebijakan dan program yang lebih tepat sasaran.
Situs Dampuawang di Desa Sudimampir, Kecamatan Balongan berdasarkan survei awal menyimpan sejarah sebagai bagian dari peradaban Kabupaten Indramayu.
Membangun masjid di tiga benua adalah satu kewajiban bersama. Karena masjid bukan hanya tempat ibadah tapi juga tempat peradaban
PADA 26 Mei lalu, Facebook melalui fitur kenangannya mengingatkan bahwa saya pernah membuat sebuah refleksi sederhana tentang era baru dalam pelestarian kebudayaan Indonesia.
Berbagai informasi seputar warisan di sepanjang DAS Citarum melalui kegiatan bernama 'Cerita Citarum'.
Kini siapa yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban.
PB PMII menggelar diskusi lingkungan dan penanaman mangrove. Kegiatan dengan mengusung tema "Bersama Pulihkan Lingkungan, Bangun Peradaban Maju"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved