Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BURSA calon pendamping Prabowo Subianto di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, semakin mengerucut. Sejumlah nama, mulai dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dinilai layak menjadi pendamping Ketua Umum Gerindra itu sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres).
Lantas, siapa yang paling berpeluang? Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting (PRC) Rio Prayogo menilai, dari ketiga nama tersebut, Erick paling menjanjikan.
“Berdasarkan survei teranyar lembaga kami, Prabowo lebih menjanjikan bersama Erick Thohir, bukan bersama Khofifah apalagi Airlangga,” kata Rio saat dihubungi wartawan, Kamis (5/10).
Baca juga: Deklarasi Relawan YIM, Yusril Dinilai Layak Dampingi Prabowo
Dalam survei terbaru PRC, urai dia, Prabowo-Erick meraih elektabilitas 38,8% dalam simulasi tiga pasangan.
Sementara, pasangan Ganjar-Sandiaga ada di posisi kedua dengan 31,9%, disusul Anies-Muhaimin 16,5%.
Dalam simulasi berikutnya, lanjut dia, Prabowo-Erick meraih 38,2%. Sementara lawannya, Ganjar-Ridwan Kamil 33,1% dan Anies-Muhaimin 18%.
Baca juga: Temui Prabowo, Akademisi Dorong Nama Ridwan Kamil Sebagai Bakal Cawapres
“Dalam simulasi tujuh nama Cawapres, Erick Thohir meraih elektabilitas 16,8%. Elektabilitas Ridwan Kamil sebesar 16,4%, dan Muhaimin Iskandar sebesar 15,4%.
Berikutnya, Sandiaga Uno (12,6%), Gibran Rakabuming Raka (10,8%), Agus Harimurti Yudhoyono (10%), dan Airlangga Hartarto (1,2%),” tutur dia.
Lebih lanjut, Rio mengatakan, Khofifah hanya berbasis di Jawa Timur (Jatim), sementara Erick kuat di Jatim, menjadi salah satu representasi Nahdlatul Ulama (NU), dan suaranya lebih merata di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa dan tidak sebatas kalangan tertentu saja.
“Untuk Airlangga, jelas jauh tidak bisa dibandingkan,” ucap Rio.
Ditambahkan Rio, Erick juga bisa merambah basis suara yang belum dimiliki Prabowo. Yakni generasi milenial, khususnya masyarakat sepak bola. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari keterlibatannya yang intensif dalam dunia sepak bola, di mana sebelumnya Erick Thohir pernah menjadi Presiden Inter Milan.
Sejak berkiprah sebagai Ketua Umum PSSI, Erick langsung menggebrak dengan sejumlah kebijakan dan langkah yang membawa perubahan positif. Fokusnya pada pembinaan usia dini layak diapresiasi, mengingat keberhasilannya mendorong Timnas Indonesia U-17 dalam Piala Dunia U-17 2023.
"Ini semua memperkuat modal sosial dan kekuatannya sebagai tokoh berpengaruh. Erick juga menguatkan Prabowo dari narasi dan isu perbaikan ekonomi, karena memiliki pengalaman panjang di bidang ekonomi, saat ini menjadi Menteri BUMN dan Ketua masyarakat Ekonomi Syariah,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menilai, dibanding dengan bakal cawapres lain, Erick memiliki modal sosial politik yang bisa memperkuat Cawapres baik dalam sukses pemenangan maupun dalam sukses kepemimpinan.
"Dalam sukses pemenangan, di samping ET (Erick Tohir) secara teritorial pasti bisa memperkuat kemenangan di luar Jawa. Sementara itu, ET bisa diterima di semua pihak dan strata sosial masyarakat," kata Igor.
"Sebutlah misalnya, Kelompok Milenial, kelompok Menengah, Agama dan bahkan kelompok strategis pemilih lainnya, seperti komunitas sepak bola yang sangat panatik, serta masyarakat ekonomi syariah di mana ET jadi Ketua Umum-nya. Itu bisa menjadi instrumen politik yang efektif, karena Umat Islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia," ujarnya menambahkan.
Belum lagi, lanjut dia, rekam jejak Erick sebagai praktisi ekonomi profesional, menegaskan dia memahami masalah-masalah ekonomi, tidak hanya sekadar praktis tetapi juga visioner dalam menjawab tantangan bangsa ke depan.
"Ini penting mengingat, calon wakil presiden yang mendampingi capres Prabowo idealnya adalah sosok yang paham masalah-masalah ekonomi secara komprehensif. Ini untuk meletakkan fondasi Indonesia 2045 sebagai negara maju," terangnya.
Selain itu, Erick Thohir mampu mendapatkan dukungan dari para pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran dia memiliki hubungan dekat dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
"Harus dicatat bahwa Erick memiliki rekam jejak sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 yang lalu, dan telah terbukti sukses. Hal ini tentu memberikan dampak positif terhadap potensi Erick Thohir dalam menghimpun dukungan dari para pendukung Jokowi di seluruh wilayah Indonesia, dan tidak tersegmentasi di wilayah tertentu saja," pungkasnya.
Sementara itu, politisi Senior Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai, Prabowo lebih cocok berpasangan dengan Erick di Pilpres 2024 nanti.
Menurut dia, kehadiran Erick akan memperkuat soliditas dan konsolidasi dalam Koalisi Indonesia Maju, karena bukan kader partai politik.
“Di Koalisi Prabowo kan banyak ketua umum yang berpotensi jadi Cawapres. Selain Airlangga, ada Zulkifli Hasan (PAN), Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), dan Yusril Ihza Mahendra (PBB). Makanya, Prabowo harus mencari calon nonparpol, agar tidak terjadi tarik menarik kepentinga,” jelas Ridwan.
Selain itu, sambung dia, penunjukan Airlangga sebagai Cawapres Prabowo juga berpotensi melahirkan persoalan hukum. Sebab, Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, telah memutuskan Airlangga sebagai bakal Capres di Pilpres 2024.
“Saya mendorong Munas Luar Biasa, untuk mencabut keputusan partai soal penetapan Airlangga sebagai Capres. Ini akan menjadi persoalan hukum, jika Prabowo memilih Airlangga sebagai Cawapres. Pasangan Prabowo-Airlangga bisa ditarik ke ranah hukum, karena melawan keputusan Munas Partai Golkar,” tegas dia. (RO/Z-1)
KPU RI melakukan kontrak dengan broker Alfalima Cakrawala Indonesia untuk penyewaan private jet.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) menegaskan bawa penyewaan pesawat jet saat pelaksanaan Pemilu 2024 dilakukan sebagai langkah operasional strategis dalam situasi luar biasa.
PENURUNAN skor dan peringkat Indonesia dalam indeks demokrasi 2024 yang dirilis Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan adanya proses otoritarianisasi.
TULISAN ini merupakan hasil riset Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Formappi mendorong agar DPR RI lebih memperhatikan Revisi Undang-Undang (UU) Pemilu. Hal itu lantaran RUU Pemilu tidak termasuk dalam prioritas yang akan dibahas DPR pada tahun 2025.
TAHUN 2024 ialah tahun pemilu kolosal. Pemilu legislatif, presiden, dan kepala daerah diborong penyelenggaraannya dalam satu tahun yang sama.
Indonesia telah memiliki pemimpin nasional dari berbagai latar belakang, mulai dari militer (TNI) hingga sipil, tetapi belum ada yang berasal dari korps kepolisian.
Pria yang akrab disapa Romy tersebut mengatakan bahwa PPP masih menunggu hasil muktamar partai yang rencananya digelar pada September mendatang.
Wakil Ketua Partai NasDem, Saan Mustopa mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam mendeklariskan pencalonan Prabowo sebagai capres di pemilu selanjutnya.
Ray Rangkuti menilai keputusan Partai Gerindra dalam mengusung kembali Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden 2029 terlalu cepat.
Indonesia yang memiliki keragaman etnis dan budaya, rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.
Cak Imin enggan menanggapi lebih jauh ihwal kemungkinan memajukan dirinya. Ia menilai pesta demokrasi 2029 masih lama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved