Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ongkos Nyaleg di DKI Jakarta Lebih Mahal

Tri Subarkah
12/8/2023 20:30
Ongkos Nyaleg di DKI Jakarta Lebih Mahal
Ilustrasi Pemilu(Dok. MI)

PENGAMAT politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, menyebut ongkos yang dikeluarkan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI untuk daerah pemilihan atau dapil kota metropolitan seperti di DKI Jakarta cenderung besar. 

Ia mengamini pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang mengatakan ongkos caleg DPR RI di dapil DKI mencapai Rp40 miliar.

"Daerah metropolitan cenderung lebih mahal biayanya dibanding daerah lain. Jadi kalau Cak Imin mengatakan seperti itu, ya, memang benar. Dan Rp40 miliar belum tentu menang juga," ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu (12/8).

Baca juga : Banyak yang Baik Di Ranah Politik

Ujang mengakui, demokrasi memang berbiaya tinggi. Selain itu, hubungan timbal balik antara caleg dan calon pemilih berupa politik uang juga menjadi fenomena yang tidak dapat dinafikan. Tanpa politik uang, ia menyebut kans caleg untuk mepmeroleh suara di dapilnya kecil.

"Ini lingkaran setan yang terus terjadi sampai sekarang, dari pemilu ke pemilu tidak pernah selesai," tandasnya.

Baca juga : Prabowo Subianto Disebut Orang Paling Jujur

Dihubungi terpisah, mantan anggota Bawaslu RI Wahidah Suaib tidak menampik jika caleg di dapil tertentu bakal mengeluarkan biaya yang besar untuk kepentingan kampanye, termasuk dapil-dapil di DKI. 

Ia menyebut, pertarungan di dapil DKI terbilang kencang mengingat kerap terjadi perang bintang yang mempertemukan caleg papan atas dari tiap partai politik.

"Kalau Jakarta (caleg) yang turun memang tokoh-tokoh A1-nya parpol. Ada juga dapil luar negeri yang besar biayanya karena harus memenangkan suara dari luar negeri," katanya.

Kendati demikian, ia mengatakan laporan dana kampanye para caleg tidak pernah benar-benar menggambarkan praktik yang terjadi di lapangan. Sebab, caleg cenderung melaporkan dana kampanye yang lebih sedikit dari yang mereka terima dan keluarkan.

"Yang terjadi ketidakjujuran dalam pelaporan, persoalan besarnya di situ," tandasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya