Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Golkar Kembali Dilanda Isu Keretakan, Pengamat : Ada Mosi tidak Percaya ke Airlangga

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
10/7/2023 23:11
Golkar Kembali Dilanda Isu Keretakan, Pengamat : Ada Mosi tidak Percaya ke Airlangga
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat memberikan perngarahan pada acara Rakernas Partai Golkar Tahun 2023(MI / M Irfan)

ANALIS Politik Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam merespons soal rencana Dewan Pakar Partai Golkar yang mau mengevaluasi hasil Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar 2019. 

Munas itu salah satunya memutuskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai bakal calon presiden (capres).

Menurutnya, sejumlah elemen di dalam Dewan Pakar Golkar sedang memanfaatkan ketidakjelasan posisi Golkar dalam konfigurasi koalisi jelang Pilpres 2024 mendatang.

Baca juga : Golkar Adakan Munaslub Bacapres Pemilu 2024? Ini Kata Airlangga Hartarto

“Manuver itu merupakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Airlangga yang dinilai belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan dlm pembentukan koalisi,” ungkap Khoirul kepada Media Indonesia, Senin (10/7).

Baca juga : Golkar bakal Tentukan Arah Koalisi dan Capres Sebelum 17 Agustus

“Sehingga nilai tawar politik Golkar menjadi anjlok dalam Pilpres 2024,” paparnya.

Khoirul menuturkan adanya manuver dalam tubuh Golkar Bukan tanpa alasan. Hal itu merujuk pada karakter internal organisasi Golkar yang sering melakukan manuver, khususnya melalui Dewan Pakar.

“Di mana Golkar yang diisi oleh beragam faksi-faksi kekuatan, akan selalu saling mengincar mencari titik kelemahan untuk saling memangsa, atau saling bekerja sama, bergantung pada momentum dan agenda kepentingan yang dimainkan,” tuturnya.

Sebelumnya, Dewan Pakar Partai Golkar berencana mengevaluasi Munas 2019. Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menilai hal itu perlu dilakukan melihat situasi yang dialami partai berlogo pohon beringin itu.

"Sampai hari ini belum menunjukkan tanda-tanda ke mana arah DPP Partai Golkar. Padahal kan sudah hampir empat tahun ya bulan Desember (2023) ini, tetapi kejelasan DPP Golkar terhadap keputusan Munas itu belum kelihatan," kata Ridwan Hisjam saat dihubungi.

Ia juga menyoroti pergerakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Poros ini diisi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

PPP sudah menunjukkan arahnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan mendukung bakal capres Ganjar Pranowo. Sementara, Golkar dan PAN masih gamang.

"Memang pada satu tahun yang lalu terbentuk KIB. Tapi kan belum menetapkan capres dan cawapresnya kan dan sampai sekarang masih belum jelas arahnya KIB itu. Karena ada yang sudah mendukung yang lain, ada yang masih belum, ada yang masih menunggu. Nah ini kita akan evaluasi, dalam artian dibahas lah," ujar Ridwan.

Ketidakjelasan arah Golkar, kata Ridwan, membuat mesin partai tak bertenaga. Kondisi ini juga dinilai berpengaruh pada sejumlah hasil survei terhadap Partai Golkar.

"Jadi ketidakjelasan ini yang membuat semua organ organisasi menjadi loyo. Jadi liar karena tidak ada kepastian. Jadi seperti tidak ada nakhodanya kan akan ke mana," ujar Ridwan. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya