Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama jadi Rebutan Bakal Cawapres

Sarah Ruhendi
18/5/2023 16:05
Tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama jadi Rebutan Bakal Cawapres
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (kanan).(Antara)

PENGAMAT politik, Ujang Komaruddin melihat ketiga poros calon presiden (capres) dalam kontestasi pemilu 2024 mendatang akan mencari pendamping atau cawapres yang memiliki nilai elektabilitas yang tinggi. Dirinya menambahkan kuat indikasi akan menggaet tokoh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

“Tidak aneh, tidak heran kalau misalnya dari capres yang ada dari 3 poros ini ada Ganjar, Prabowo dan Anies yang sedang dicari adalah figur tokoh NU,” ujar Ujang saat dihubungi.

Bukan tanpa sebab, para poros koalisi capres melihat besarnya jumlah suara pemilih yang didapatkan apabila bersanding dengan tokoh NU. “NU ini bagaimanapun dalam konteks elektoral atau pemilihan secara langsung dibutuhkan suaranya, dibutuhkan massanya, dibutuhkan pemilihnya yang jumlahnya terbesar di Republik ini,” sambungnya.

Baca juga: Dapat Dukungan Besar, Daya Tawar Erick Thohir sebagai Cawapres Naik 

Jika melihat situasi saat ini, Ujang mengatakan tokoh dari basis NU saat ini telah menjadi rebutan untuk disandingkan dengan calon presiden yang telah diusung dari masing-masing koalisi.

Berbagai nama tokoh NU telah menjadi pertimbangan oleh poros-poros koalisi. Mulai dari Cak Imin, Khofifah Indar, hingga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang sudah masuk dalam radar bakal cawapres pemilu mendatang.

Baca juga: Safari Politik, Ikhtiar Cak Imin Untuk Menjadi Cawapres

“Kelihatannya mereka dipertimbangkan untuk menjadi cawapres salah satu poros tersebut saya melihatnya memang menjadi perhatian dan menjadi rebutan bagi capres yang ada saat ini,” jelasnya.

Ujang turut membandingkan dengan kontestasi pemilu 2019 lalu. Dirinya menilai banyaknya jumlah suara duo Jokowi-Ma’ruf Amin dikarenakan pada saat itu Jokowi memilih tokoh NU sebagai pendamping.

“Ketika Ma'ruf Amin ada, ya orang-orang NU memilih Jokowi. Makanya suara NU ketika 2019 tidak ke Prabowo karena ada faktor Pak Ma'ruf Amin yang tokoh NU,” tutupnya.

(Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya