Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
WACANA pembentukan koalisi besar dinilai belum tentu terealisasi. Berbagai kondisi membuat poros besar itu sulit dibentuk.
"Peluang koalisi besar layu sebelum berkembang tentu sangat terbuka," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, Selasa (18/4).
Salah satu kendala yang paling besar ialah sikap keras kepala tiga partai politik (Parpol). Menurut Jamiluddin tiga parpol itu yang menginginkan bakal calon presiden (capres) dari mereka. Tiga parpol itu PDI Perjuangan (PDIP), Gerindra, dan Golkar.
Baca juga: Nama Erick Thohir Teratas Sebagai Bakal Cawapres yang Diperbincangkan Warganet
Diketahui Gerindra bersikukuh mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai capres. Golkar telah menyodorkan nama ketuanya Airlangga Hartarto. Sedangkan PDIP hingga kini belum diketahui siapa sosoknya. Namun parpol berlambang banteng moncong putih itu menegaskan figur bakal capres mereka harus dari kader mereka.
"Kalau tiga partai itu tidak ada yang mau mengalah, maka peluang koalisi besar terbentuk menjadi sangat kecil. Koalisi besar hanya sebatas wacana belaka," ujar Jamiluddin.
Baca juga: Prabowo Jadi Capres Paling Disukai Masyarakat Jateng dan Jatim
Ia menuturkan Gerindra dan PDIP akan merasa paling berhak untuk mendapat jatah capres. Mereka menganggap kadernya yang paling pantas menjadi capres.
Bila sikap itu terus bertahan, kata Jamiluddin, kemungkinan koalisi terbentuk dari dua koalisi yang ada saat ini. Koalisi besar kemungkinan terdiri Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
KIB beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sedangkan KKIR terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun, PPP akan keluar dari koalisi dan bergabung dengan PDIP. Kondisi itu berpeluang terjadi bila Sandiaga Salahuddin Uno resmi merapat ke PPP.
Kondisi yang sama juga akan terjadi dengan PKB. Apalagi, bila ketua umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tidak punya peluang untuk diusung menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
"PKB juga berpeluang keluar dari koalisi besar bila Muhaimin Iskandar tidak menjadi cawapres. PKB juga berpeluang bergabung ke PDIP karena kecewa pada Prabowo dan Gerindra," jelas Jamiluddin.
Rencana pembentukan Koalisi Besar muncul saat kehadiran lima ketua umum dari PAN, Partai Golkar, PPP, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Gerindra, pada acara silaturahim di DPP PAN, Minggu (2/4). Kelima ketua umum saat itu sempat menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi.
KETUA Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut sudah menemui Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), sebelum mendeklarasikan mendukung Prabowo
Golkar masih menanti Agustus siapa pendamping Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
KETUA Wantimpres, Wiranto, menitipkan 100 nama kader eks Partai Hanura sebagai calon legislatif Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Apa alasan Wiranto memilih PPP?
KETUA Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri menyambut kedatangan Plt. Ketum PPP Mardiono beserta rombongan di Kantor DPP PDI Perjuangan pada Minggu (30/4) siang.
Koalisi Indonesia Bersatu diperkirakan akan pecah usai dukungan PPP ke Ganjar. Golkar diperkirakan ke KKIR dan PAN bergabung dengan PDI Perjuangan.
PPP akan melobi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) untuk memberikan dukungan kepada calon presiden Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.
Gerindra melihat selalu ada hal positif dari kerja sama yang dibangun bersama PKB. Duet Gerindra dan PKB disebut untuk kemajuan bangsa ke depan.
CALON presiden (capres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto diyakini masyarakat mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024
POLITIKUS Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menegaskan bahwa tidak ada politik pecah belah atau devide et impera yang dilakukan oleh pendukung Prabowo Subianto.
KETUA DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono merespons pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang masih membuka pintu lebar bagi partai Golkar untuk kembali.
PARTAI Golkar hingga kini belum membicarakan soal bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Meskipun, Golkar sudah masuk poros pendukung Prabowo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved