Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Koalisi Besar Berpeluang Layu Sebelum Berkembang 

Fachri Audhia Hafiez
18/4/2023 12:35

WACANA pembentukan koalisi besar dinilai belum tentu terealisasi. Berbagai kondisi membuat poros besar itu sulit dibentuk.

"Peluang koalisi besar layu sebelum berkembang tentu sangat terbuka," kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga, Selasa (18/4).

Salah satu kendala yang paling besar ialah sikap keras kepala tiga partai politik (Parpol). Menurut Jamiluddin tiga parpol itu yang menginginkan bakal calon presiden (capres) dari mereka. Tiga parpol itu PDI Perjuangan (PDIP), Gerindra, dan Golkar. 

Baca juga: Nama Erick Thohir Teratas Sebagai Bakal Cawapres yang Diperbincangkan Warganet

Diketahui Gerindra bersikukuh mengusung ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai capres. Golkar telah menyodorkan nama ketuanya Airlangga Hartarto. Sedangkan PDIP hingga kini belum diketahui siapa sosoknya. Namun parpol berlambang banteng moncong putih itu menegaskan figur bakal capres mereka harus dari kader mereka. 

"Kalau tiga partai itu tidak ada yang mau mengalah, maka peluang koalisi besar terbentuk menjadi sangat kecil. Koalisi besar hanya sebatas wacana belaka," ujar Jamiluddin.

Baca juga: Prabowo Jadi Capres Paling Disukai Masyarakat Jateng dan Jatim

Ia menuturkan Gerindra dan PDIP akan merasa paling berhak untuk mendapat jatah capres. Mereka menganggap kadernya yang paling pantas menjadi capres.

Bila sikap itu terus bertahan, kata Jamiluddin, kemungkinan koalisi terbentuk dari dua koalisi yang ada saat ini. Koalisi besar kemungkinan terdiri Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). 

KIB beranggotakan Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Sedangkan KKIR terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun, PPP akan keluar dari koalisi dan bergabung dengan PDIP. Kondisi itu berpeluang terjadi bila Sandiaga Salahuddin Uno resmi merapat ke PPP.

Kondisi yang sama juga akan terjadi dengan PKB. Apalagi, bila ketua umumnya Muhaimin Iskandar alias Cak Imin tidak punya peluang untuk diusung menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).

"PKB juga berpeluang keluar dari koalisi besar bila Muhaimin Iskandar tidak menjadi cawapres. PKB juga berpeluang bergabung ke PDIP karena kecewa pada Prabowo dan Gerindra," jelas Jamiluddin.

Rencana pembentukan Koalisi Besar muncul saat kehadiran lima ketua umum dari PAN, Partai Golkar, PPP, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Gerindra, pada acara silaturahim di DPP PAN, Minggu (2/4). Kelima ketua umum saat itu sempat menggelar pertemuan tertutup dengan Presiden Jokowi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya