Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BELAKANGAN, dunia pesantren menjadi sorotan publik, setelah terjadi rentetan permasalahan yang menyebabkan beberapa santri menjadi korbannya.
Akibat munculnya kasus yang melanda lembaga pendidikan agama tersebut, dunia pesantren disudutkan dengan konotasi negatif. Padahal hal itu terjadi hanya pada segelintir pesantren.
Gus Miftah dalam Milad ke-10 Pesantren Ora Aji, Yogyakarta pada Minggu (18/9) telah berhasil memfasilitasi Forum Gus dan Ning yang dihadiri para pengasuh muda pondok pesantren di Indonesia.
Forum ini dalam rangka mencari solusi atas problematika yang muncul belakangan. Pertemuan ini digagas oleh pengasuh pesantren Tremas KH. Lukman Hakim Harits yang akrab disapa Gus Lukman.
Nyai Maria Ulfah Pengasuh Pondok Pesantren Lasem, sebagai salah satu peserta menekankan perlunya refleksi dan muhasabah atas rentetan kejadian ini.
"Pesantren telah banyak berkontribusi bagi peradaban Islam dan Bernegara di Indonesia, oleh karenanya jika jelas-jelas terjadi sebuah masalah besar di pondok semestinya pengasuh pondok perlu proaktif dalam menyelesaikan masalah," ujarnya
Adapun Direktur Eksekutif Said Aqil Siroj Institute Dr. Sa’dullah menegaskan, Indonesia ialah negara hukum. Sehingga pihak pesantren harus dapat meneladani kepatuhan pada hukum. Ia mengusulkan perlunya advokasi dalam penyelenggara pesantren. Dirinya berharap pemerintah agar mengapresiasi jika ada pondok atau pengasuh pesantren yang berhasil menemukan metode atau terobosan dalam dunia pembelajaran kitab kuning.
“Karena pesantren kita berdiri diatas NKRI, maka secara otomatis kita perlu mentaati hukum dan peraturan yang berlaku. Kita perlu mendorong agar pesantren menjadi salah satu teladan atas kepatuhan hukum. Jadi, nanti pihak pengasuh juga perlu memperkuat advokasi hukum dan transparan jika ada masalah baru," tandasnya.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum sekaligus Dewan Pakar SAS Institute Prof. Sahiron Syamsuddin menekankan kontribusi pesantren terhadap kemajuan bangsa, negara dan agama. Karena jauh sebelum Indonesia berdiri, pesantren telah jauh berkiprah di masyarakat.
“Sejalan seperti yang disampaikan Kang Sa’dun, bahwa kepatuhan institusi pesantren terhadap hukum dan norma kebijakan pemerintah adalah penting. Di samping pesantren sebagai elemen bangsa terus memajukan metode pendidikan dan teknologi terapan," imbuhnya. (OL-8)
Taj Yasin menjanjikan hadiah bagi santri-santri asal Jawa Tengah yang bisa meraih juara pada ajang nasional di Sulawesi Selatan.
Baznas menyalurkan bantuan program Zmart Pesantren untuk 10 Pondok Pesantren di wilayah Jawa Timur.
Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah menjaga akhlak generasi muda.
KETUA Bidang Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pengurus Pusat GP Ansor, Nur Faizin mendukung gagasan tentang transformasi pendidikan pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Bukan sekadar peringatan sejarah, Asyura 2025 serukan solidaritas bagi Palestina dan janji setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jaga NKRI! Temukan tantangan persatuan & strategi memperkuatnya. Artikel ini wajib dibaca untuk Indonesia yang solid!
Pada eklarasi tersebut, sekitar 1.400 orang perwakilan mantan anggota Jamaah Islamiyah siap kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mantan narapidana teroris dan pengikut kelompok Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Sulawesi menyatakan membubarkan diri dan kembali bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
PERAN aktif generasi muda dalam proses pembangunan harus terus ditingkatkan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan yang kita miliki.
Inche Abdoel Moeis adalah pejuang nasionalis tanpa pamrih, yang berjuang dari Kalimantan Timur dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved