Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jakarta Geopolitical Forum Cari Keseimbangan Sektor Maritim

Tri Subarkah
25/8/2022 23:26
Jakarta Geopolitical Forum Cari Keseimbangan Sektor Maritim
Gubernur Lehmanas Andi Widjajanto(Dok MI)

WILAYAH maritim telah menjadi arena pertarungan kekuatan global. Hal ini kian terasa di tengah berbagai disrupsi yang terjadi seperti pandemi covid-19 dan tersendatnya rantai pasokan akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Untuk mencari keseimbangan baru pada aspek maritim, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia menggelar The 6th Jakarta Geopolitical Forum dengan tema Geomaritime: Chasing the Future Global Stability.

Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengatakan forum tersebut telah mengupas berbagai pandangan tentang geopolitik dunia ke depan yang mengarah pada keseimbangan baru, khususnya terkait aspek maritim. Menurutnya, dunia harus meminimlakan risiko konflik geopolitik yang bersifat militeristik.

"Sudah saatnya memaksimalkan kompetisi dan kerja sama yang sehat untuk memanfaatkan maritim sebagai pusat konektivitas dan produktivitas perekonomian," kata Andi yang diwakilkan Wakil Gubernur Lemhannas Letjen Mohamad Sabrar Fadhilah di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Kamis (25/8).

Untuk menciptakan stabilitas global berkelanjutan, Andi menekankan pentingnya kerja sama dengan ditopang kemajuan teknologi dan optimalisasai energi yang ramah lingkungan. Selain itu, kesepahaman setrategis dan rasa saling pengertian antarpihak juga diperlukan.

CEO Geopolitical Risk Consultancy the Cognoscenti, Alan Dupont, menjelaskan, kekuatan ekonomi dan politik telah berpindah dari wilayah Atlantik ke Pasifik, khususnya di Laut China Selatan. Sebab, 40% perdagangan global dan 50% perdagangan energi terjadi di Laut China Selatan.

"Dalam pandangan saya, Laut China Selatan adalah laut terpenting di dunia saat ini," ujarnya.

Dengan adanya kompetisi yang terjadi antara dua kekuatan besar dunia, yaitu Tiongkok dan Amerika Serikat, di Laut China Selatan, negara-negara inti yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerja sama untuk menghasilkan keputusan bersama, khususnya di bidang maritim.

"Dan saya rasa Indonesia bisa memainkan perannya di sini sebagai pemimpin," tandas Dupont.

Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Debidjianstrat Lemhannas Berlian Helmy juga menggarisbawahi peran ASEAN untuk menciptakan kelembagaan regional yang seimbang di tengah ancaman ancaman konflik. Menurutnya, ASEAN harus diperkuat dengan kerja sama keamanan.

"ASEAN harus menggencarkan dialog aktif sebagai bagian dari diplomasi untuk mencegah konflik dengan pesan damai," kata Berlian.

Forum Geopolitik Jakarta ke-6 diselenggarakan selama dua hari pada Rabu (24/8) dan Kamis (25/8). Setidaknya ada 11 narasumber terkemuka dari Indonesia, Australia, Amerika Serikat, Rusia, dan Singapura yang membahas masalah geomaritim dari sisi pertahanan, kemanan, teknologi, dan ekonomi. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya