Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KUNJUNGAN anggota Royal College of Defense Studies (RCDS) - semacam Lemhanas Inggris - yang dipimpin langsung komandannya Letnan Jenderal Sir George Norton ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Selasa (24/5) lalu menegaskan pengakuan dunia akan keberhasilan Indonesia dalam pencegahan terorisme. Hal itu disampaikan Robi Nurhadi, pengajar Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional.
Penerima PhD dari Center for History, Politic and Strategy UKM Malaysia dengan disertasi tentang Perbandingan Strategi Penanganan Terorisme antara Indonesia dan Malaysia tersebut, menilai bahwa apresiasi Lemhanas-nya Inggris dapat mengisi ruang kelemahan Indonesia dalam penanganan terorisme di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: BNPT Ungkap Kelompok Radikalisme dan Terorisme di Kampus
"Terorisme itu kejahatan transnasional. Ia menuntut penanganan yang integratif pada satu kawasan agar tidak terjadi celah kerawanan atau istilahnya Window of Vulnerability (WoV). Nah, sejak peristiwa Bom Bali 2002, Indonesia sering dianggap biangnya WoV. Maka kita banyak dibantu oleh negara-negara lain waktu itu. Dengan kehadiran Lembahas Inggris tersebut, menjadi poin penting. Itu artinya BNPT diakui keberhasilannya menutup celah-celah kerawanan aksi terorisme," ujar Robi Nurhadi yang juga Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana UNAS tersebut.
Robi menilai apresiasi Lemhanas Inggris tersebut dengan 30 partisipan dari berbagai negara tersebut adalah hal yang patut diapresiasi karena faktanya Indonesia saat ini jauh lebih stabil dibanding pada 2002 hingga 2012.
"Alhamdulillah, saat ini Indonesia lebih stabil dari ancaman terorisme. Benih-benih terorisme telah ditransformasi menjadi benih-benih kerukunan beragama dan perdamaian yang dilandasi kemanusiaan. Tentu ini semua merupakan hasil dari kerja kolaboratif semua elemen masyarakat dan negara yang dikordinasi oleh BNPT," ujar Robi yang juga Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian MUI Pusat.
“Untuk itu kami sepakat dengan tagline yang diangkat oleh BNPT di bawah kepemimpinan Komjen Pol Boy Rafli Amar ini adalah Indonesia Harmoni, yaitu mengutamakan kerukunan serta mengambil persamaan dari berbagai perbedaan,“ ungkap Robi.
Ia berharap apresiasi terhadap keberhasilan pencegahan terorisme tersebut membuat BNPT lebih kuat dalam membangun mekanisme pencegahan celah kerawanan internal agar tidak kontraproduktif.
"Belajar pada pengalaman yang lalu, BNPT harus selalu memastikan bahwa langkahnya tidak kontraproduktif bagi terciptanya dukungan masyarakat untuk menjadikan Indonesia sebagai wilayah bebas terorisme," ujar Robi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H. bersama Deputi Bidang Kerja Sama Internasional, Andhika Chrisnayudhanto menerima kunjungan peserta Royal College of Defense Studies (RCDS), yang dipimpin langsung oleh komandan RCDS Lieutenant General Sir George Norton. Peserta yang hadir, terdiri dari 30 participan dari berbagai negara/multinational participants. Kegiatan bertempat di Kantor BNPT, Jakarta Pusat pada Selasa (24/5).
Dalam sambutannya, Kepala BNPT memperkenalkan negara Indonesia secara umum. Selain itu beliau juga menyampaikan bahwa penyebaran ideologi - ideologi terorisme dan radikalisme berkembang sangat cepat. Sebagai aparatur negara, semua lembaga nasional maupun internasional diharapkan dapat saling bekerja sama demi memutus penyebaran terorisme dan radikalisme tersebut.
"Seperti yang kita ketahui, ini adalah kejahatan transnasional, kejahatan luar biasa. maka dari itu kita membangun ketahanan masyarakat bersama-sama untuk melawan terorisme. dari semua kalangan. anak muda, laki laki, perempuan dan kalangan lainnya. Kita membangun persatuan untuk berperang melawan terorisme," tutur Boy Rafli Amar.
Mengibaratkan seperti virus corona, Kepala BNPT mengatakan bahwa bersama-sama harus menemukan vaksin, layaknya vaksin virus corona guna memberantas dan mencegah terjadinya penyebaran paham paham radikalisme dan terorisme. (RO/A-1
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved