POLITIKUS senior Golkar Erwin Ricardo Silalahi mendesak para elite Golkar segera memutuskan pergantian ketua umum di partai berlambang beringin tersebut. Menurut Erwin, Airlangga Hartarto sudah tidak pantas lagi menjabat sebagai Ketua Umum Golkar.
Alasanya, lanjut Erwin, selain isu perselingkuhannya dengan seorang perempuan berinisial RH, kepemimpinan Airlangga juga sudah tidak memiliki kepercayaan publik khususnya di internal Golkar.
Baca juga: NasDem: Jangan Ada Drama saat RUU TPKS Diparipurnakan
"Ibarat bangunan, Airlangga ini bangunan yang mangkrak, susah untuk direnovasi, satu satunya jalan ya dirobohkan," ujar dalam keterangan di Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Erwin juga mengungkapkan keanehan elektabilitas Airlangga yang masih terus berkutat di angka nol koma bahkan masih jauh di bawah kader Golkar Dedi Mulyadi.
"Bayangkan saja, dia sebagai menteri, sebagai ketua umum, sudah tebar program dan baliho di mana-mana, tetap saja elektabilitasnya tidak naik. Bahkan kalah dengan Dedy Mulyadi. Kalau tetap dipertahankan, percayalah, Golkar bakal jeblok di 2024," imbuhnya.
Erwin mengatakan, DPP Golkar bisa saja menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), atau bisa juga dengan menggelar pleno yang diperluas. Karena situasi tersebut sama seperti ketika Airlangga diangkat menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto.
"Saya pikir ini sama kondisinya juga mendesak, karena kader Golkar khususnya di daerah-daerah yang juga resah dengan kondisi Airlangga saat ini. Selain tak dipercaya publik, kasus perselingkuhannya juga membuat gerah. Dengan diamnya Airlangga, ini menandakan bahwa kasusnya itu memang benar terjadi, dan ini tidak bisa dibiarkan, sangat merusak citra Golkar," tegasnya.
Sebelumnya, kader Partai Golkar Dedi Mulyadi lebih dipilih oleh responden menjadi Presiden RI ketimbang ketua umumnya Airlangga Hartarto. Hal ini berdasarkan temuan dari lembaga Indikator Politik Indonesia (IPI) merilis hasil survei terbarunya terkait dengan calon presiden (capres) 2024.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Markus Mekeng mengakui Dedi Mulyadi sudah intens melakukan publikasi di media sosialnya dengan terjun langsung ke masyarakat. Salah satunya melihat fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Sehingga tidak ada sekat antara masyarakat dengan Dedi Mulyadi.
"Kalau saya melihat Dedi Mulyadi di top of mind itu tinggi ya kita semua tahu dia publikasi di media sosial cukup bagus, dan masyarakat senang dengan gaya yang dilakoni oleh Dedi Mulyadi dengan merangkul masyarakat, menyelesaikan masalah masyarakat. Tidak ada jarak antara dia dan masyarakat siapaun itu sampai itu sampai di lapis bawah," ujar Mekeng.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar ini juga mengatakan, hal tersebut yang membuat Dedi Mulyadi meraih simpati dari masyarakat. Mekeng pun teringat dengan gaya Dedi Mulyadi mirip seperti Joko Widodo (Jokowi) di 2014 silam yang ingin menjadi calon Presiden RI.
Baca juga: Wamenag: Pemerkosa 13 Santriwati itu Pantas Dihukum Mati
"Jadi ini yang sebetulnya diinginkan oleh masyarakat yakni pemimpin seperti Pak Jokowi muncul waktu 2014 kan modelnya seperti itu, nah dan Dedi Mulyadi juga modelnya seperti itu," katanya.
Karena itu, Mekeng berpesan kepada Airlangga Hartarto dan juga tokoh lainnya untuk bisa berbenah diri menaikkan elektabilitasnya. Dia meyakini Indikator Politik Indonesia adalah lembaga yang kredibel dan tidak bisa dibayar hanya karena pesanan tertentu. (Sru/A-3)