Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

KPK: Korupsi Terkait Impor Bikin Masyarakat Bayar Lebih Mahal 

Dhika Kusuma Winata
19/10/2021 17:21
KPK: Korupsi Terkait Impor Bikin Masyarakat Bayar Lebih Mahal 
Aktivitas ekspor-impor berupa bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, jakarta(Antara/M. Risyal Hidayat)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan korupsi berkaitan impor berdampak langsung ke masyarakat. Pasalnya, korupsi terkait impor menyebabkan ekonomi berbiaya tinggi sehingga masyarakat harus membayar lebih mahal dari seharusnya. 

"Impor kalau kebanyakan salah, kedikitan salah, waktunya tidak tepat salah. Impor yang jatahnya dikasih ke orang lain padahal dia bukan importir dan mengenakan fee, ujungnya masyarakat menerima kemahalan harga atau kalau untuk industri menerima bahan baku yang terlalu mahal," kata Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK Pahala Nainggolan dalam webinar Cegah Korupsi pada Impor Pangan Strategis dan Sektor Kesehatan yang digelar Stranas PK, Selasa (19/10). 

Pembenahan importasi pangan strategis dan alat kesehatan menjadi salah satu fokus Stranas Pencegahan Korupsi. Perbaikannya pada tata kelola serta integrasi data untuk meningkatkan transparansi dan akurasi. 

Pahala menyampaikan kasus korupsi terkait importasi cukup sering ditangani KPK dan biasanya melibatkan banyak pihak. Beberapa kasus antara lain impor daging sapi, bawang putih, dan gula. Ada juga modus jatah impor yang dipegang BUMN diperdagangkan ke swasta. 

KPK menilai korupsi di importasi bisa terjadi salah aatu faktornya lantaran data yang tidak sinkron, tidak akurat, dan tidak transparan. Polemik di publik terkait importasi, ujarnya, juga kerap terjadi lantaran data yang simpang siur. 

Baca juga : Penangkapan Bupati Kuantan Singingi Terkait Suap Izin Perkebunan

"Jadi dari kasus-kasus korupsi impor yang ada ini, kita pikir ini karena datanya tidak terintegrasi dan tidak terbuka," ujarnya. 

"Beras yang terakhir kita dengar wacana di masyarakat ribut-ribut impor 1 juta ton perlu atau tidak. Karena datanya tidak sinkron maka semua merasa perlu, sebagian merasa tidak perlu," imbuh Pahala. 

Karena itu, imbuhnya, Stranas PK membuat integrasi data importasi melalui Indonesia National Single Window (INSW). Sejauh ini, sudah ada delapan komoditas yang datanya terintegrasi. Perbaikan data pada INSW dirancang secara real time mulai dari produksi, stok, konsumsi, hingga kebutuhan serta realisasi impor. 

Capaian saat ini per September 2021, progres pada INSW 13,8% validitas data ketersediaan nasional sinkron dengan kebutuhan dan realisasi impor. Ke depan kegiatan importasi juga akan didorong satu pintu melalui INSW. 

"INSW kita perkuat. Tahun ini dan ke depan tiba saatnya pemanfaatan data untuk penetapan kebijakan ekspor maupun impor. Sementara delapan komoditas yang ada di sini bawang putih, gula, jagung, beras, daging, garam, alkes, vaksin," ujarnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik