Headline

RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Konflik Palestina-Israel Jangan Buat Perpecahan di Tanah Air

Andhika Prasetyo
21/5/2021 10:35
Konflik Palestina-Israel Jangan Buat Perpecahan di Tanah Air
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (tengah) memberikan keterangan seusai bertemu dengan anak-anak berprestasi.(ANTARA/Hafidz Mubarak A )

KEPALA Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa sikap Indonesia terhadap Palestina tidak pernah berubah. Pemerintah selalu mendukung hak dan kemerdekaan Palestina serta mengecam tindakan kekerasan oleh Israel.

"Sikap Indonesia tidak pernah berubah. Indonesia mengecam tindakan kekerasan eskalatif Israel ke Gaza yang menewaskan ratusan korban termasuk anak kecil dan perempuan," tegas Moeldoko di kantornya, Jakarta, Kamis (20/5).

Baca juga: PBB Desak Israel-Gerilyawan Palestina Lakukan Gencatan Senjata

"Kita ingin menghentikan tindakan kekerasan sehingga korban jiwa tidak bertambah dan menghadirkan keadilan bagi warga Palestina," tuturnya.

Untuk itu ia juga meminta masyarakat di Tanah Air untuk tidak terlibat dalam persoalan yang menjadi pemicu kericuhan antara Palestina dan Israel. "Sangat aneh jika kita kehabisan energi karena berdebat yang tidak produktif, berdebat suatu hal yang sesungguhnya tidak kita pahami. Jangan sampai situasi yang di sana justru menimbulkan perpecahan di antara kita," tegas Moeldoko.

Pernyataan Moeldoko yang meminta masyarakat untuk tidak jadi terpecah belah dalam konflik Palestina-Israel itu diapresiasi oleh  Koordinator Nasional Jaringan Mubalig Muda Indonesia (JAMMI), Irfaan Sanoesi.

“Penting pejabat publik untuk bersuara lantang mengingatkan kita agar tidak terseret perdebatan tidak produktif mengenai konflik berkepanjangan Palestina dengan Israel,” ujarnya.

Dia khawatir, akibat perbedaan pendapat itu kembali mendikotomikan masyarakat yang pernah terpecah akibat Pilpres 2019 lalu. Karena menurutnya, sikap bangsa Indonesia jelas mendukung kemerdekaan Palestina sejak dulu.

“Sejak Soekarno hingga masa Jokowi sikap Indonesia tidak berubah terhadap Palestina, yakni mendukung penuh kemerdekaan mereka. Amanat konstitusi kita sudah jelas mengutuk segala macam penjajahan. Apalagi jika dibarengi dengan tindak kekerasan yang menghilangkan nyawa banyak orang,” jelasnya.

Dia mengingatkan bahwa sejak sebelum Indonesia proklamasi pada 17 Agustus 1945, rakyat Palestina aktif mendukung bahkan menggalang dana untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat seorang pengusaha kaya Palestina, Ali Thahir menguras semua tabungannya untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia.

“Selain itu Syaikh Amin Husaini, seorang mufti besar Palestina memberikan dukungan secara terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia di radio. Dia pun aktif melakukan lobi-lobi pemimpin Timur Tengah agar mengakui kemerdekaan Indonesia,” sambungnya.

Karena itu, menurut JAMMI, suara Moeldoko mewakili sikap pemerintah yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina di samping mengecam krisis kemanusiaan dan agresi militer kepada masyarakat sipil Palestina.

“Bahkan Presiden Jokowi dan Menlu berperan aktif berkomunikasi dengan pemimpin berbagai negara. Agar dapat membantu penyelesaian Palestina dan terutama untuk bisa mengakhiri tindak kekerasan sehingga korban jiwa tidak semakin bertambah. Dan juga menghadirkan keadilan bagi masyarakat Palestina,” terangnya.

Untuk itu imbauan Moeldoko agar tidak ikut terseret dalam situasi konflik di antara anak bangsa dianggap sangat tepat. “Kita mendukung Palestina sebagaimana sikap konsisten pemerintah dengan akal sehat dan penuh empati.”

“Tugas kita mendoakan warga sipil Palestina agar tetap aman, melakukan lobi-lobi diplomatis dan menggalang kekuatan bersama negara lain adalah kita percayakan kepada pemerintah sebagai wujud dukungan secara terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Palestina. Kemerdekaan adalah hak setiap bangsa sesuai amanat konstitusi kita,” pungkasnya. (Pra/Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya