Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
TNI Angkatan Laut (TNI AL) menganalisa temuan benda mirip pesawat nirawak yang ditemukan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan. Hasilnya, barang yang ditemukan nelayan itu merupakan seaglider atau kendaraan bawah laut nirawak namun belum jelas asalnya.
"Bahwasannya alat ini banyak digunakan untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan. Ini bisa diakses melalui website oleh semua yang bisa mengakses data," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono saat memberikan keterangan resmi mengenai temuan sea glider di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) Ancol, Jakarta, Senin (4/1).
Baca juga: Komisi I DPR Minta Temuan Drone Bawah Air di Sulsel Diungkap
Menurut dia, alat yang ditemukan pada 26 Desember 2020 itu bisa digunakan untuk kepentingan industri maupun pertahanan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian lebih lanjut Pushidrosal, lembaga yang kompeten untuk meneliti peralatan tersebut.
"Sehingga kemarin pagi alat tersebut kita bawa dari Surabaya ke Jakarta supaya jelas apa fungsi maupun kegunaan dari alat tersebut," paparnya.
Ia mengatakan, benda yang ditemukan nelayan Desa Majapahit, Selayar, saat memancing itu terbuat dari alumunium dengan dua sayap berukuran masing-masing 50 cm, kamera dan antena di bagian belakang dengan panjang 93 cm.
"Namun tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuat. Ini dia, tidak ada tulisan apapun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan," pungkasnya.(OL-5)
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Perubahan iklim dapat mengganggu ketahanan dan hasil tangkapan ikan, serta memengaruhi komunitas pesisir, karena dapat menurunkan produktivitas perairan.
Upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi Gili Matra ini tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk BRI.
Pentingnya pengembangan kapal induk otonom sebagai solusi modern untuk menjaga keamanan laut Nusantara.
Paus tidak hanya berperan sebagai predator besar di lautan, tetapi juga sebagai penggerak utama dalam siklus nutrisi laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved