Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menteri Baru Krusial Atasi Pandemi

Emir Chairullah
23/12/2020 02:30
Menteri Baru Krusial Atasi Pandemi
Direktur Ekesekutif Indo Barometer, M Qodari.(Dok. MI/ROMMY PUJIANTO)

PRESIDEN Joko Widodo akan melantik enam menteri baru hari ini. Perombakan kabinet dinilai sebagai langkah krusial bagi Presiden Jokowi dalam menghadapi pandemi covid- 19. Pemerintah membutuhkan ide-ide kreatif dan para menteri pun harus punya kemampuan manajerial.

Demikian dikemukakan Direktur Ekesekutif Indo Barometer M Qodari, kemarin, dalam diskusi daring, kemarin.

Menurut Qodari, perombakan para menteri bukan hal yang mudah. Presiden mesti membuat ramuan memilih calon menterinya dari parpol dan nonparpol agar bisa mengamankan kerjanya.

“Tidak bisa lagi seperti masa Orde Baru yang ditentukan 100% oleh Presiden,” tegasnya.

Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPP Partai NasDem Charles Meikyansah menyatakan NasDem menyambut baik perombakan kabinet. NasDem berharap para menteri baru lebih baik daripada menteri sebelumnya, dan merupakan figur yang bersih serta memiliki komitmen kuat untuk membantu Presiden dalam memajukan bangsa dan negara.

“Semua menteri tidak boleh punya agenda sendiri, tetapi total melaksanakan visi, misi, dan program presiden-wakil presiden,” tandasnya.

Lebih lanjut Charles mengatakan waktu Jokowi tinggal empat tahun lagi, sedangkan tahun pertama dilewati dalam badai pandemi covid-19. Oleh karena itu, NasDem pun berharap empat tahun ke depan harus menjadi ‘tahun-tahun ajaib’ untuk menggenjot semua program yang tertunda.

“Tidak ada cara lain kecuali Jokowi membutuhkan para pembantu yang all out bekerja tanpa punya niat sedikit pun untuk korupsi baik untuk kepentingan diri, kelompok, ataupun partainya,” pungkas Charles.

Enam menteri baru Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin meliputi Tri Rismaharini atau Risma sebagai Menteri Sosial dan Sakti Wahyu Trenggono menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan. Risma dan Wahyu menggantikan dua menteri yang terseret kasus korupsi, yakni Juliari Peter Batubara dan Edhy Prabowo. Lalu, Sandiaga Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama. Ketua Umum GP Ansior Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama RI menggantikan Fachrul Razi. Budi Gunadi Sadikin ditunjuk sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto.

Terakhir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Muhammad Luthfi sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Agus Suparmanto. Luthfi menjabat Mendag di era Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono.


Baru eksperimen

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai partai oposisi turut mengomentari pengumuman enam menteri baru di Kabinet Indonesia Maju (KIM). Ketua Bidang Humas PKS Mardani Ali Sera mengatakan penunjukan enam menteri baru merupakan eksperimen yang perlu dilihat hasilnya nanti.

“Pertama, ini eksperimen yang perlu dilihat hasil akhirnya. Apalagi di dalam kabinet sekarang ada mantan dua penantang dalam pilpres yang kini jadi menteri,” ujar Mardani saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Dalam menanggapi masuknya Sandiaga Uno yang merupakan bekas lawan Jokowi-Ma’ruf Amin ke kabinet, Mardani menjelaskan hal itu baik untuk membangun kesatuan bangsa, tapi bisa juga merusak bangunan demokrasi yang memerlukan penyeimbang untuk mengawasi kerja pemerintah. “Mesti ada kekuatan yang melakukan checks and balances,” imbuh Mardani. (Uta/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya