Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Rerie: Gerakan Ekstraparlementer Hanya Buang-buang Energi

Mediaindonesia.com
19/12/2020 12:54
Rerie: Gerakan Ekstraparlementer Hanya Buang-buang Energi
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat(MI/Briyanbodo Hendro)

WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyampaikan tanggapannya mengenai aksi demonstrasi 1812. Ia menyatakan masyarakat yang memiliki aspirasi dan kepentingan tertentu sebaiknya mengekspresikan melalui mekanisme yang konstitusional daripada melakukan gerakan-gerakan ekstraparlementer.

Karena, para pemangku kepentingan termasuk masyarakat telah bersepakat memilih sistem demokrasi untuk menyalurkan aspirasi dalam proses bernegara. Sejak 2004, Indonesia telah melaksanakan mekanisme pemilihan langsung untuk presiden, wakil di parlemen hingga pemimpin daerah.

"Gerakan-gerakan ekstraparlementer untuk mewujudkan tujuan politik sekelompok orang sesungguhnya adalah tindakan membuang energi secara percuma," kata perempuan yang karib disapa Rerie dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (19/12).

"Sistem demokrasi yang kita sepakati bersama dirancang mampu mengakomodasi aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat. Masyarakat bisa mengekspresikan aspirasi atau kepentingannya melalui mekanisme yang ada, termasuk pemilihan umum legislatif dan Presiden yang dilaksanakan secara langsung, jujur, dan transparan setiap lima tahun,” tuturnya.

Baca juga: Massa Aksi 1812 di Perbatasan Jakut, Dua Orang Bawa Sajam

Menurut Majelis Tinggi Partai NasDem itu, adanya gerakan ekstraparlementer saat ini bisa saja terjadi sebagai akibat dari pemikiran akan adanya kegagalan partai politik dalam mengartikulasikan aspirasi sekelompok masyarakat dalam sistem demokrasi.

Ia menyarankan sebaiknya kelompok masyarakat yang tidak puas dapat menempuh mekanisme secara konstitusional. Apabila tidak puas dengan partai politik yang ada, tegas Rerie, masyarakat dipersilakan mendirikan partai politik baru sebagai cara penyaluran aspirasi melalui mekanisme yang benar dan sesuai sistem yang berlaku. Termasuk dalam menyampaikan ketidaksetujuan dalam menyikapi masalah. 

Ia pun mengingatkan kerumunan massa yang terjadi ketika gerakan-gerakan ekstraparlementer digelar, dalam kondisi dan situasi pandemi, memiliki potensi penyebaran virus korona yang tidak boleh dipandang remeh. 

"Seharusnya semua pihak dapat bersikap secara arif dan bijaksana, apalagi angka penyebaran masih terus meningkat dan hendaknya kita harus memiliki kesadaran tindakan tersebut dapat membahayakan orang lain," pungkasnya.(RO/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya