Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
WAKIL Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yakin memakmurkan masjid bisa mencegah dan menghilangkan radikalisme. Pemakmuran itu melalui anak-anak muda yang mempunyai pengetahuan keislaman sehingga mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.
"Dengan memakmurkan masjid, melalui pengelolaan yang baik, masjid tidak menjadi klaster terorisme dan radikalisme," kata Hidayat dalam keterangan tertulis, Senin (14/12).
Hidayat tidak sepakat dengan anggapan radikalisme muncul dari masjid. Menurut dia, radikalisme muncul dari anak-anak muda yang mempunyai kemampuan pengetahuan Al Qur'an dan bahasa Arab yang kemudian menebarkan radikalisme.
Baca juga: 4 Tersangka Pengancam Mahfud MD adalah Pengikut Rizieq
"Masjid bukanlah tempat penyemaian radikalisme. Kalau mereka (anak-anak muda) bertakwa pastilah tidak radikal," tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Anak-anak muda yang ke masjid, kata Hidayat, akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan jemaah lainnya. Bahkan mereka juga mendengar nasihat yang baik sehingga mencegah munculnya bibit radikalisme.
Hidayat mencontohkan sejumlah tokoh Islam yang berperan membentuk empat pilar MPR yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Seperti Kiai Haji (KH) Wahid Hasyim dari Nahdhlatul Ulama, KH Mas Mansyur dari Muhammadiyah, serta KH Abdul Halim dari Persatuan Umat Islam (PUI).
"Inilah Indonesia sekarang yang diwarisi oleh mereka," ujar Hidayat.
Hidayat menuturkan peran ulama dalam sejarah kebangsaan Indonesia perlu dibarengi pemahaman Pancasila. Hal itu perlu terus-menerus disegarkan sehingga memakmurkan masjid bisa terwujud. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved