PENANGGULANGAN pandemi covid-19 yang melanda dunia dapat berjalan optimal dengan adanya kerja sama lintas negara. Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah berperan aktif memfasilitasi bantuan internasional sejak awal pandemi covid-19. Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Daniel Tumpal S Simanjuntak mengatakan, berdasarkan catatan Kemenlu, setidaknya terdapat 120 dukungan penanganan covid-19 dari berbagai pihak, mulai negara, swasta, hingga NGO dengan nilai sebesar US$135,28 juta.
“Peran BNPB adalah seluruh bantuan yang kita fasilitasi ini semua kita arahkan pada BNPB atau pada pihak terkait, tapi melalui BNPB. Kita buat skema kerja sama yang luar biasa sangat rapi di lapangan. Dukungan ini ada dari 11 negara, 12 entitas internasional, dan 97 dukungan nonpemerintah,” kata Tumpal dalam FGD: Kerja Sama Perbatasan dalam Penanganan Covid-19, kemarin.
Kemenlu, lanjut Tumpal, juga bekerja sama dengan BNPB untuk mengedukasi publik internasional terkait dengan covid-19 hingga memastikan ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan, seperti APD dan alat kesehatan yang belum memadai sehingga perlu mengimpor dari luar negeri.
Tumpal menambahkan, Kemenlu menjalin dua jenis kerja sama untuk pengadaan vaksin tersebut, yakni secara bilateral seperti dengan Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan Inggris serta secara multilateral dengan WHO, Unicef, CEPI, Gavi, dan lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Denny Abdi mengungkapkan bahwa saat ini negara yang tergabung dalam ASEAN tengah berkoordinasi untuk membentuk koridor perjalanan atau travel corridor arrangement (TCA) selama pandemi covid-19 bagi perjalanan bisnis ataupun dinas.
Koridor ini serupa dengan koridor perjalanan yang sebelumnya telah disepakati Indonesia dan Singapura. “Di ASEAN Summit disepakati bahwa ASEAN akan membahas, menegosiasikan koridor sejenis untuk level Asia Tenggara,” kata Denny.
Kebijakan yang saat ini sudah berjalan antara Indonesia dan Singapura ialah dengan menyamakan penanganan penumpang di Bandara Changi dan Bandara Soekarno-Hatta serta di Terminal Feri Batam Center dan Terminal Feri Tanah Merah Singapura.
“Ini kita jadikan model untuk dijadikan pilot project guna melihat bagaimana ke depan kita bisa melakukan hal yang sama dengan negara-negara di kawasan ini,” tandasnya. (Aiw/H-3)