Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Pemerintah Harus Perjelas Manajemen Krisis

Alw/X-3
16/5/2020 06:10
Pemerintah Harus Perjelas Manajemen Krisis
Pelang tanda check point pengawasan pelaksanaan PSBB ditempatkan di Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Kamis, 23 April 2020.( Antara/Hafidz Mubarak A)

MASYARAKAT acap dibingungkan oleh perbedaan sikap sejumlah pejabat di pusat pada masa pandemi covid-19. Misalnya, soal wacana relaksasi di bidang ekonomi dan ibadah. Seharusnya, pemerintah punya kejelasan komando dan ketunggalan informasi. Selain itu, perjelas juga manajemen krisis penanganan pandemi.

Demikian benang merah diskusi membedah hasil survei daring oleh News Research Center (NRC) Media Group tentang kebijakan mudik, via Zoom, Kamis (14/5).

Salah satu narasumber yang hadir, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojuddin Abbas, mengatakan manajemen krisis di masa pandemi ini perlu disampaikan ke publik agar publik paham langkah yang diambil pemerintah.

“Perlu ada road map jelas, dari masa pandemi, relaksasi, dan new normal. Sekarang kita di fase apa, apa indikator berpindah dari satu fase ke fase lainnya,” kata dia.

Abbas juga menyoroti kelonggaran di bidang transportasi dan keluar-masuk wilayah dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB ) yang berpotensi menyebarkan covid-19.

Dalam survei NRC, 157 tokoh publik yang menjadi responden memberi catatan penting. Misalnya, soal konsistensi pemerintah untuk membatasi warga mudik. Mereka yang kurang percaya atas kebijakan itu ada 54,78%, sementara yang tidak percaya 14,65%. Artinya, total ketidakpercayaan tokoh publik mencapai 69, 43%.

Dalam perspektif lain, Pakar Kebijakan Publik UI, Riant Nugroho, mengatakan arus pergerakan masyakarat di masa covid-19 ke kampung halaman lantaran tak ada lagi pekerjaan di kota menjadi momentum deurbanisasi. Namun, harus dipastikan pergerakan tersebut tidak menularkan covid-19.

“Daerah juga harus siap memberdayakan mereka yang pulang kampung,” ujarnya.

Kepala Litbang Media Indonesia Irwansyah menambahkan, seharusnya covid-19 jadi musuh bersama (common enemy).

Karena itu, segenap elemen bangsa, termasuk para pejabat, harus seiring sejalan. “Tak ada lagi stigma berdasarkan aliran politik. Para pejabat juga jangan cari panggung masing-masing.”

Dia juga mencermati belum adanya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani covid-19.

Ketiga narasumber mengapresiasi survei NRC. “Para tokoh publik ini memiliki tanggung jawab moral ketimbang survei yang sifatnya random. Temuan survei ini sangat berharga,” kata Riant. (Alw/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik