Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
LEMBAGA Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berhasil mengidentifikasi kapal pesiar misterius yang melintas di perairan Raja Ampat, Papua Barat. LAPAN mengidentifikasi data kapal pesiar tersebut dengan menggunakan satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI dan LAPAN-A3/LAPAN-IPB yang merupakan satelit mikro karya anak bangsa yang sudah mengorbit sejak 2015 dan 2016.
Dalam proses identifikasi kapal tersebut, Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN mencoba mencari data kapal di sekitar Perairan Raja Ampat dari database Automatic Identification System (AIS) satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3. Muatan penerima AIS di satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 merekam data AIS yang diterima dari kapal laut di sepanjang groundtrack yang dilewati oleh satelit di seluruh dunia.
Data AIS yang direkam oleh satelit kemudian diakuisisi, diolah, dan disimpan ke dalam sebuah database. Metode yang digunakan dalam pencarian data AIS satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 adalah menentukan periode waktu, menentukan batas wilayah, dan menentukan target kapal spesifik berdasarkan Maritime Mobile Services Identities (MMSI).
Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan LAPAN, kapal misterius tersebut bernama Azamara Journey.
“Berdasarkan data AIS satelit LAPAN-A2, kemungkinan kapal tersebut adalah kapal dengan MMSI 256204000, berada di dekat pulau Batanta pada 13 April 2020 03:58:48 UTC. Data AIS pergerakan kapal Azamara Journey dengan MMSI 256204000, 1-13 April 2020,” tulis LAPAN dalam keterangannya.
Rupanya, kapal ini berangkat dari Brisbane, Australia kemudian melintasi Papua Nugini, dan memasuki wilayah perairan Raja Ampat.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut terkait penemuan ini, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menjelaskan, menurut otoritas pelayaran kapal tersebut hanya melintas di bagian Timur Indonesia.
“Kemungkinan (kapal itu) melanjutkan perjalanannya ke negara lain,” ujar Thomas saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (15/4).
Dia menambahkan, LAPAN hanya berupaya memberikan kejelasan atas keingintahuan publik tentang kapal yang dianggap misterius tersebut, sekaligus untuk menujukkan bahwa satelit LAPAN mampu memantau pergerakan kapal di perairan Indonesia dan sekitarnya.
Sebelumnya, kapal pesiar ini memang sempat membuat geger warga setempat karena melintas di perairan antara Pulau Mansuar dan Batanta pada Senin (13/4) sekitar pukul 11.00 WIT, padahal kawasan wisata Raja Ampat sedang ditutup akibat pandemi virus korona (OL-2).
Sedimen dari aktivitas tambang bisa menutup terumbu karang dan padang lamun, yang merupakan habitat penting bagi ikan kerapu untuk memijah dan berlindung.
Anggrek biru (Dendrobium azureum Schuit), spesies langka dan endemik yang hanya ditemukan di Cagar Alam Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dinas Pariwisata Pemkab Raja Ampat meminta pengelola homestay di Raja Ampat untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan yang mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai spesies endemik dengan status terancam punah, anggrek biru membutuhkan perlindungan serius agar kelangsungan hidupnya tetap terjaga.
Bila keseimbangan ekosistem terganggu, rantai makanan yang menopang kehidupan spesies-spesies ini akan runtuh.
Jika pembangunan hanya diartikan sebagai akumulasi kapital dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek, kasus Raja Ampat menjadi cerminan kegagalan dalam memahami esensi keberlanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved