Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
OMNIBUS Law Cipta Kerja diprotes berbagai kalangan masyarakat. Mereka merasa tidak dilibatkan dalam penyusunan draft RUU tersebut.Menyangkut hal ini, anggota Komisi III Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, mengatakan skema pembahasan Omnibus Law memang harus berbeda dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang pada umumnya. Pelibatan masyarakat harus dilakukan lebih intensif dengan berbagai pendekatan.
"Kalau RUU biasanya setelah masuk DPR maka aspirasi masyarakat didengarkan di DPR melalui Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) lalu menyampaikan aspirasi kepada fraksi-fraksi yang ada di DPR, sekarang jangan hanya itu," ujar Arsul, di gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/2).
Baca juga: PT BA Ditugasi Kelola Aset Tersangka Kasus Jiwasraya
Arsul mengatakan pemerintah juga harus membentuk tim untuk turun langsung ke lapangan. Mereka harus bekerja menyosialisasikan dan menampung berbagai pendapat masyarakat lintas kalangan terkait Omnibus Law yang akan dibahas di DPR.
Sementara itu, ia mengatakan fraksi PPP berharap pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja juga dapat segera dilakukan di DPR. Namun, pimpinan DPR enggan terburu-buru menambil keputusan untuk memulai pembahasan.
"Dalam rapat Bamus terakhir, wakil fraksi PPP yang hadir juga sudah menyampaikan kepada pimpinan tentang perlunya ini direspons secepatnya," pungkasnya. (OL-6)
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved