Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANALISIS komunikasi dan marketing politik UGM Yogyakarta Nyarwi Ahmad menilai ada persoalan etis dari keikutsertaan Gibran Rakabuming serta Bobby Nasution di Pilkada 2020.
Meski konstitusi menjamin hak setiap warga negara untuk maju dalam kontestasi politik, Nyarwi berpendapat ada status spesial sebagai keluarga Presiden Joko Widodo. Gubran merupakan anak sulung dari Jokowi, sedangkan Bobby ialah menantu mantan Wali Kota Solo itu.
"Namun ada persoalan etis di situ yang terkait dengan prinsip-prinsip demokrasi. Salah satu diantaanya terkait dengan prinsip kesetaraan," tuturnya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (13/12).
Baca juga: Gibran akan Mendaftar Calon Wali Kota
Status Gibran dan Bobby sebagai keluarga presiden, jelasnya, menciptakan ketimpangan relasi previledge ketimbang kandidat lain yang juga berlomba-lomba mendapatkan dukungan dari partai politik. Namun, hal itu bukan hal yang tabu dan tidak dilarang pula oleh aturan hukum.
"Status yang dimiliki keduanya menjadikan keduanya memiliki previledge yang berbeda dibandingkan dengan kandidat lainnya," ujarnya.
Gibran awalnya dikenal sebagai seorang yang antipolitik. Namun, tahun ini Gibran berubah pikiran dengan mendeklarasikan diri maju pada Pilkada Solo 2020.
Hal itu dilakukan Gibran karena ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui kebijakan politik. Gibran diketahui telah mendaftarkan diri sebagai anggota PDI-P Kota Surakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah Gibran untuk maju pada Pilkada Solo 2020. Adapun bobby memilih bertarung di Pilkada Medan. (OL-8)
Apakah itu juga pertanda inilah akhir episode 'petualangan' politik Jokowi pascalengser dari kursi kekuasaan yang sebelumnya sarat dengan cawe-cawe?
Lebih memprihatinkannya lagi, Kemenaker menganggap fenomena itu tak menunjukkan sulitnya mencari kerja. Aneh kan?
Apa sebenarnya motif Ade Armando menyatakan Gibran adalah wapres terbaik yang dimiliki Indonesia? Tes ombakkah? Atau, jangan-jangan ada tujuan politik tertentu.
Ada spekulasi bahwa Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan. Benarkah?
Mampukah dia mengembalikan dan menjaga kepercayaan itu? Apa yang harus dia lakukan?
Akankah Jokowi tetap berpolitik dan membantu Gibran dengan partai perorangan alias tanpa partai politik?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved