Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
KETUA Umum DPP PPP versi Muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengungkapkan ada keinginan dari pemerintah untuk menyatukan dua kubu PPP agar tidak terpapar paham radikal.
"Tentu intervensi penguasa tidak ada. Malah sekarang maunya PPP menyatu. Seperti yang tadi saya bilang, melalui Pak Wiranto sudah bilang, ingin menyatu, Muktamar bersama. Karena khawatir PPP jadi radikal," terang Humphrey usai pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-5 PPP versi Muktamar Jakarta di Hotel Red Top Jakarta selama dua hari 30 September-1 Desember 2019.
Humphrey juga menyinggung adanya keinginan pemerintah untuk menyatukan PPP sejak periode pertama Presiden Joko Widodo. Presiden melalui Menkopolhukam saat itu, Wiranto, mengharapkan upaya penyatuan PPP bisa menghindarkan partai tersebut dari paham radikalisme.
"Kalau soal itu, Pak Jokowi juga sudah bilang, radikalisme, makanya pilih Menteri Agama seperti yang sekarang. Berarti pemikiran Pak Jokowi in-line dengan apa yang disampaikan oleh Pak Wiranto. Kan radikalisme sekarang jadi isu," tegasnya saat dikonfirmasi usai sambutan.
Baca juga: Mukernas PPP Bahas Penyatuan Dua Kubu PPP
Radikalisme juga menjadi fokus PPP. Saat disinggung upaya penangkalan radikalisme yang bakal dilakukan PPP, Humphrey menjelaskan partai akan masuk dengan pendekatan ekonomi.
"Ya (fokus), tapi saya pendekatannya beda. Saya lebih banyak pendekatannya secara soft. Yang tadi saya bilang pemberdayaan ekonomi pesantren. Masuk dari situ," pungkasnya.(OL-5)
Pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mengaku lebih memilih PSI ketimbang PPP dinilai merupakan sikap yang tidak konsisten.
Jokowi menilai PPP memiliki lebih banyak calon ketua umum menjelang Muktamar yang akan digelar pada September mendatang
Jokowi mengaku lebih memilih bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ketimbang Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Muktamar kali ini harus menjadi kesempatan emas bagi PPP untuk membesarkan partai dengan memilih sosok ketua umum yang tepat.
Ray menegaskan bahwa PPP memenuhi sarat itu. Maka, jika haji Isam masuk, kemungkinan Jokowi akan didapuk sebagai caketum terbuka lebar.
Peluang Jokowi jadi caketum tentu tidak besar. Karena memang tidak sesuai dengan ideologi PPP. Namun peluang itu akan terbuka bila PPP berubah ideologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved