Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KETUA Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Muradi, menilai keputusan Presiden Joko Widodo untuk melakukan penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) modern tetap memerlukan komitmen lain, seperti kemandirian dalam hal pengembangan alutsista dalam negeri.
"Jadi harus memastikan kalau kita mandiri untuk mengembangkan alutsista itu, misalnya teknologinya kita punya dan lain sebagainya," ujar Muradi ketika dihubungi, Jumat (22/11).
Ia pun tidak menampik jika realitasnya banyak produsen alat pertahanan yang enggan membagi teknologi. Menurut dia, hal tersebut bisa saja terjadi karena sistem alih teknologi dalam prosesnya memiliki prasyarat yang wajib dipenuhi.
Baca juga : Jokowi Instruksikan Prabowo Jangan Beli Alutsista Usang
"Sistem transfer of technology (ToT) tentu ada prasyarat. Apa? Ya, kita harus punya logistik yang cukup untuk bisa melakukan alih teknologi. Itu menjadi prasyarat utama, mau tidak mau, suka tidak suka. Tidak masalah karena hal itu menjadi bagian penting dari penguatan industri pertahanan dalam negeri."
Namun, sambung dia, proses alih teknologi tidak bisa langsung diterapkan kepada produsen di negara yang sebelumnya sudah menjalin kerja sama.
Tetap harus dilakukan bertahap sembari membangun komunikasi dan kerja sama yang lebih strategis dengan negara-negara lain.
"Alih teknologi itu begini, begitu kita impor pasti ada ToT. Nah, ToT itu kan ada uangnya. Jadi itu enggak gratis dan negara harus menyiapkan anggarannya," tandasnya. (Gol)
Fregat Merah Putih (MPF140) dibangun berdasarkan pesanan Kementerian Pertahanan RI dan diklaim sebagai salah satu dari empat fregat jenis Arrowhead 140 tercanggih
KEKUATAN militer dan pertahanan yang tangguh menjadi kunci untuk menjaga kedaulatan negara di tengah rivalitas antarnegara dan geopolitik global yang semakin tidak stabil.
Orang nomor satu di Indonesia itu juga menyebut negara yang tidak berinvestasi dalam industri pertahanan akan menjadi bangsa budak.
Prancis merupakan salah satu mitra utama Indonesia dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pertahanan.
Indonesia dan Prancis akan memperkuat kemitraan strategis di sektor pertahanan melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu, (28/5).
Presiden Prabowo menekankan untuk memperluas kerja sama dengan Pemerintah Prancis di bidang pertahanan terutama modernisasi alutsista.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved