Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Bom Dibawa Oknum Pengemudi Ojol, IPW Minta Polri Cermati Modusnya

Tri Subarkah
13/11/2019 21:36
Bom Dibawa Oknum Pengemudi Ojol, IPW Minta Polri Cermati Modusnya
Personel Jihandak Polri memnerisa sepeda motor terduga terorisme di Mapolresta Medan(Antara/Septianda Perdana)

INDONESIA Police Watch (IPW) meminta jajaran kepolisian untuk mencermati dengan seksama modus penggyunaan pengemudi ojek daring untuk membawa bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11).

Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S Pane mengatakan, polisi harus mencari tahu secara detail pengemudi ojol tersebut benar-benar sebagai pelaku bom bunuh diri atau atau hanya diperalat oleh jaringan terorisme.

"Dalam artian, jaringan terorisme menyewa ojek online untuk membawa penumpang dan barang (bom) ke Polrestabes Medan dan begitu tiba di TKP, bom yang dibawa diledakkan dengan sistem remote kontrol dari jarak jauh. Fenomena ini patut dicermati Polri," kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/11).

Di sisi lain, Neta menilai serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara sebagai upaya mempermalukan Kapolri Jendral Idham Azis. Apalagi, Idham baru dilantik sebagai pemimpin tertinggi Korps Bhayangkara pada Jumat (1/11).

Baca juga : Jokowi Minta Teror di Mapolres Medan Diusut Tuntas

"Serangan bom di Polresta Medan bisa dinilai sebagai upaya kalangan teroris untuk mempermalukan Kapolri Idham Azis yang baru dilantik sebagai Kapolri di mana Idham adalah tokoh penting dalam Densus 88," kata Neta melalui keterangan tertulis, Rabu (13/11).

Serangan bom itu, lanjut Neta, menunjukkan kelemahan sistem deteksi dini Polri terhadap terorisme, baik dari Densus 88 Antiteror, intelijen kepolisan, maupun Bareskrim.

"Kebetulan hingga saat ini Idham belum berhasil memilih Kabareskrim yang baru. Artinya dalam memilih Kabareskrim saja, Idham Azis masih tergolong lelet, bagaimana pula untuk melakukan deteksi dan antisipasi dini terhadap serangan terorisme," ujarnya.

Neta juga mempertanyakan mengapa pihak kepolisian yang sampai 'kebobolan' terhadap serangan terorisme. Padahal selama ini, katanya, jajaran kepolisian sendiri yang selalu mengatakan bahwa sasaran terorisme sudah meluas dan polisi dijadikan sebagai sasaran utamanya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik