Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
KONSULTAN media dan politik Hersubeno Arief menilai pertemuan antara Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Rabu, 30 Oktober 2019, membawa sisi positif bagi Nasdem.
Pertama, pertemuan tersebut membawa keuntungan pada presiden Joko Widodo yang mana dapat menarik oposisi PKS untuk lebih ke tengah. "Peran Surya Paloh sama dengan peran Budi Gunawan ketika menerobos mempertemukan Prabowo dan Jokowi," kata dia dalam diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta, hari ini.
Selain itu, melalui pertemuan tersebut, Surya juga seakan menunjukkan kans Nasdem sebagai partai besar. Apalagi, Nasdem berada di posisi keempat dengan perolehan 59 kursi. Sementara PKS 50 kursi.
"Bayangkan, Nasdem berada di atas PKB yang memiliki segmentasi NU dan Demokrat yang dua kali menjadi presiden," ujar dia.
Baca juga: NasDem akan Bertemu PAN pada Akhir November
Namun, meski demikian, citra Nasdem pun dipertaruhkan. Bisa jadi masyarakat menganggap Nasdem sebagai partai pemerintah rasa oposisi. Pasalnya, PKS adalah oposisi tunggal saat ini.
"Kalau lihat sikap Surya sebelum kabinet (keluar), dia menyebutkan pentingnya oposisi. Tapi ternyata Nasdem tetap dalam kabinet, tiga (menteri) walaupun tak se-powerful kabinet sebelumnya," papar Hersubeno.
Melihat fenomena ini, Hersubeno beranggapan Nasdem tengah menjadi partai dua kaki, sebagai koalisi dan oposisi. Langkah ini diambil secara perlahan. "Tak drastis saya duga, (mungkin) Nasdem membuat langkah kuda untuk (Pilpres) 2024," imbuh dia. (Medcom.id/OL-4)
Partai NasDem menyatakan komitmennya untuk membuka ruang bagi generasi muda dalam dunia politik.
Pidato Surya Paloh di Rakernas NasDem jadi peringatan keras bagi partai politik soal pentingnya oposisi dan etika dalam berebut kekuasaan.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyuarakan pentingnya memaknai anugerah besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Jika pemerintah benar, maka PDIP akan mendukung dan melakukan program tersebut. Namun, jika kurang benar, maka PDIP akan memberikan alternatif solusi
Terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) periode 2025-2030 menghambat regenerasi di tubuh partai
menolak keras wacana pengembalian sistem Pilkada dari pemilihan langsung menjadi pemilihan oleh DPRD karena ancam iklim demokrasi dan suburkan oligarki politik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved