Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERIODE kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo diproyeksi bakal mendapat banyak persoalan dalam bidang penegakan hukum. Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) memprediksi Jokowi akan mengalami permasalahan di bidang hukum dan politik yang lebih besar di periode kedua kepemimpinannya.
“Acap kali presiden yang memimpin di periode kedua itu gagal atau paling tidak menghadapi turbulensi yang besar. Itu juga dialami Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,” katanya seusai diskusi bertajuk Habis Gelap Terbitlah Kelam, di Jakarta, kemarin.
Menurut Donal, berbagai turbulensi muncul akibat tidak tuntasnya implementasi Nawacita di sektor politik dan penegakan hukum, seperti reformasi partai politik.
“Sedikit pun Presiden tidak menyinggung hal itu. Padahal problem korupsi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari problem korupsi di partai politik,” ujarnya.
Ia mencontohkan kutukan yang dialami SBY pada periode kedua masa kepemimpin-annya yang dibayang-bayangi kasus Century, Hambalang, dan korupsi kader Partai Demokrat. “Akibatnya, sejumlah agenda pemerintahan tak berjalan. Bahkan, ada offside di ujung pemerintahan periode kedua, yaitu mengubah desain pemilihan kepala daerah dari langsung jadi tidak langsung,” ungkapnya.
Menurut Donal, apabila penegakan hukum tidak dibereskan, situasi ini akan berimbas ke sektor ekonomi.
“Sektor ekonomi tidak akan terbangun secara baik kalau sektor hukumnya tidak baik. Tidak berjalan sebagaimana semestinya,” pungkasnya.
Oleh karena itu, Donal menyarankan agar Jokowi memulai dengan perbaikan penegakan hukum dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang KPK. “Hari ini kita berharap Presiden segera mengambil tindakan hukum untuk mengeluarkan perppu tersebut,” terangnya.
Suara rakyat
Pada kesempatan itu, Ketua Konstitusi dan Demokrasi (KoDe) Inisiatif Veri Junaidi meminta DPR 2019-2024 mendengarkan suara rakyat. Anggota DPR anyar harus membuka telinga lebar-lebar. Veri meminta anggota parlemen lebih banyak mendengar masukan masyarakat.
“Legislator harus lebih peka dan banyak mendengarkan. Bukan hanya berbicara, apalagi bicara salah,” katanya.
Veri menilai DPR periode lalu dianggap banyak menghasilkan produk legislasi yang sarat kepentingan golongan tertentu yang tidak mencerminkan keadilan dan keberpihakan kepada rakyat.
“Bagi DPR, seharusnya dalam proses pembuatan regulasi bukan hanya melihat bagaimana kepentingan politik terakomodasi, tapi juga mendengarkan aspirasi publik,” terangnya.
Veri juga menyorot peran Mahkamah Konstitusi (MK) dalam mengawasi tindak-tanduk DPR. Ia meminta MK mengawal langkah DPR apabila sudah keluar jalur.
“Kalau DPR sudah tidak mendengarkan, satu-satunya cara ya lakukan judicial review di MK,” ujarnya. (Medcom/P-4)
Putra bungsu Presiden Jokowi itu juga menyebut bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Ia menilai ada perpecahan antara Jokowi dengan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.
Beragam pembangunan telah dilakukan selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
JIKA tidak ada aral melintang pada 20 Oktober 2024 nanti, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin akan segera berakhir.
"Pada pilihan 2019, pemilih Jokowi dan Ma'ruf Amin itu cenderung pilihannya untuk sementara ini masih banyak ke Ganjar Pranowo," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan
Surya Paloh menyampaikan pesan kepada seluruh anggota Fraksi NasDem agar tetap mendukung penuh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin (Jokowi-Maruf).
INDONESIA Corruption Watch (ICW) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar penggeledahan terkait kasus korupsi dugaan korupsi proyek pembangunan jalan Sumut.
ICW heran dengan langkah majelis hakim Pengadilan Tipikor yang menjatuhkan hukuman terhadap mantan pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar lebih rendah dari tuntutan JPU
Zarof Ricar divonis hukuman penjara 16 tahun karena terbukti bersalah terkait vonis bebas Gregorius Ronald Tannur. Vonis berdasar pertimbangan usia dan masalah kesehatan itu dinilai ringan
ICW menanggapi sejumlah pernyataan Mantan Mendikbud-Ristek, Nadiem Makarim terkait dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Nadiem Makarim menanggapi temuan ICW terkait penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dalam pengadaan laptop Chromebook
ICW juga menemukan bahwa rencana pengadaan laptop tidak tersedia dalam aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved