Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PARTAI NasDem mengingatkan tentang keseimbangan kekuatan politik antara parpol koalisi dan non koalisi. Hal tersebut terkait dengan fungsi kontrol dari oposisi yang tetap harus terjaga untuk mengawasi jalannya pemerintahan selama 5 tahun ke depan.
"Harus dipikirkan juga keseimbangannya. Keseimbangan antara parpol di dalam dan juga di luar. Karena kan kekuasaan yang cenderung kuat mesti ada yang mengontrol," tutur Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali saat dihubungi di Jakarta, Jumat (11/10).
Menurut Ali perlu ada keseimbangan dalam kabinet. Jika semua parpol bergabung ke dalam pemerintahan NasDem khawatir fungsi kontrol terhadap pemerintah akan hilang. Kehadiran oposisi tetap diharapkan untuk mengontrol parpol yang sudah lebih dulu bergabung ke dalam pemerintahan.
"Bisa jadi pemerintah nanti khilaf tidak ada yang mengontrolnya. Cenderung yang mengontrol itu kan orang yang di luar," ujarnya.
Baca juga: Usai Bertemu SBY, Jokowi Beri Sinyal Ubah Susunan Kabinet
Namun kendati demikian dikatakan oleh Ali, NasDem tidak berada dalam posisi untuk menjustifikasi pantas atau tidaknya Gerindra bergabung ke dalam barisan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Menurut Ali, keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Jokowi akan mendapat dukungan dari NasDem.
"Sekali lagi kita tidak pada posisi menjustifikasi mana baik mana yang tidak baik. Yang pantas melihat itu memilih menilai ya Pak Jokowi. Apapun keputusan Pak Jokowi siapa yang bergabung di dalam pasti NasDem akan dukung," paparnya.
Menurut Ali, sosok yang paling tahu tentang kebutuhan kabinet ke depan ialah Presiden Jokowi sendiri. Dengan begitu, NasDem menyerahkan keputusan pembentukan kabinet sepenuhnya kepada Jokowi.
"Kalau saya melihat bahwa yang mengetahui portofolio siapa yang harus diajak dan lain-lain ya biarlah kita kasi kewenangan itu kepada Pak Jokowi," tuturnya. (OL-4)
Putra bungsu Presiden Jokowi itu juga menyebut bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
Ia menilai ada perpecahan antara Jokowi dengan PDIP yang mengusung pasangan Ganjar-Mahfud.
Beragam pembangunan telah dilakukan selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
JIKA tidak ada aral melintang pada 20 Oktober 2024 nanti, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin akan segera berakhir.
"Pada pilihan 2019, pemilih Jokowi dan Ma'ruf Amin itu cenderung pilihannya untuk sementara ini masih banyak ke Ganjar Pranowo," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan
Surya Paloh menyampaikan pesan kepada seluruh anggota Fraksi NasDem agar tetap mendukung penuh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin (Jokowi-Maruf).
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono mengungkapkan suasana pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan enam ketua umum (ketum) partai koalisi pemerintah dipenuhi canda tawa.
Kabar mengenai pertemuan antara Presiden Jokowi dan para ketua umum partai koalisi pemerintahan dibenarkan Waketum PAN Viva Yoga Mauladi. Pertemuan digelar di Istana Merdeka, Selasa ini.
Dia menekankan pilihan NasDem terhadap Anies Baswedan merupakan kemerdekaan sikap dan pilihan yang tidak ada hubungannya dengan koalisi pemerintahan.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyindir warna biru sebagai penyebab kekalahan Timnas Kroasia melawan Argentina.
Adi menekankan selama mendukung Jokowi, NasDem selalu menujukan loyalitasnya. NasDem tidak pernah melayangkan protes atau mengkonfrontasi kebijakan Jokowi.
Sejauh ini, dia menilai pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan dari waktu ke waktu meskipun masih ada beberapa hal yang perlu perbaikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved