Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Terbuka Ruang bagi Perempuan, tapi Banyak Hambatan

Nur Aivanni
01/10/2019 08:50
Terbuka Ruang bagi Perempuan, tapi Banyak Hambatan
Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini(MI/ROMMY PUJIANTO)

DIREKTUR Eksekutif Perludem Titi Anggraini mengatakan ruang bagi perempuan untuk berpolitik sudah terbuka saat ini. Hanya, masih banyak hambatan dan batasan, khususnya pendidikan dan kaderisasi politik yang belum optimal.

"Serta politik kita yang masih berbiaya tinggi," kata Titi.

Caleg perempuan terpilih yang melenggang masuk ke DPR periode 2019-2024 berjumlah 120 orang dari 575 atau 20,87%. Meskipun belum mencapai angka 30%, jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi keterpilihan perempuan dalam sejarah pemilu bangsa ini.

Untuk meningkatkan kesadaran politik perempuan, menurut Titi, harus dilakukan kolaborasi gerakan lintas kelompok dan lembaga.

 "Itu kerja keras yang memerlukan keterlibatan banyak pihak, mulai pemerintah, partai politik, masyarakat sipil, hingga media," tuturnya.

Titi mengusulkan agar pendanaan negara untuk partai politik dialokasikan paling sedikit 30% untuk kaderisasi perempuan di partai politik.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo telah menandatangani PP Nomor 1 Tahun 2018 yang mengatur bantuan keuangan negara untuk partai politik. Dalam PP tersebut, bantuan dana parpol dinaikkan dari Rp108 menjadi Rp1.000 per suara sah untuk DPR RI, Rp1.200 untuk DPRD provinsi, dan Rp1.500 untuk DPRD kabupatan/kota.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Cecep Hidayat menilai banyak hambatan yang menyebabkan rendahnya keterwakilan perempuan dalam politik. Selain di ranah legislatif, realitas itu juga terjadi di ranah eksekutif dan lainnya.

"Meskipun ketentuan menyebutkan minimal keterwa-kilan 30%, itu hanya dalam pencalonan, sedangkan keter-pilihan enggak terjadi. Ini karena memang masih ada hambatan-hambatan terkait perempuan untuk bisa masuk dalam ranah politik," ujar Cecep.

Hambatan pertama ialah regulasi. Misalnya, di DPR RI peraturan cenderung berubah setiap 5 tahun.

Kaum hawa yang ingin menembus parlemen pun harus beradaptasi dengan peraturan-peraturan baru yang belum tentu pengetahuan itu sampai kepada mereka. Kedua, terkait dengan kultur di daerah.  Ketiga, masalah tantangan geografis. (Nur/Gol/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik