Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
KETUA DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, menilai demokrasi yang sehat akan tercipta dengan sistem checks and balances serta proses dialektika. Demokrasi pun akan terkonsolidasi jika ada partai oposisi untuk mengimbangi kekuatan pemerintah dan parpol koalisinya.
Pernyataan Ace merujuk pertemuan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Joko Widodo di Jakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, pertemuan kedua capres tersebut merupakan bagian dari rekonsiliasi dan bukan bertujuan bagi-bagi jabatan ataupun kursi kabinet.
"Karena ini politik tentu kalaupun misalnya mau bergabung, ya harus memiliki kesamaan visi dulu. Analogi sederhana, kita tahu bahwa dalam kampanye masing-masing terjadi perbedaan visi yang tajam antara kubu Prabowo dan Jokowi. Apalagi apa yang disampaikan Pak Jokowi dihajar habis atau diserang," ujar Ace ketika dihubungi, Senin (22/7).
Baca juga: Capim KPK Diminta tak Bawa Kendaraan Saat Tes Psikologi
Ia pun tidak yakin perbedaan yang sangat paradigmatik itu nantinya bisa disatukan dalam satu perahu yang sama. Menurut dia, perbedaan tujuan justru tidak akan menciptakan efektivitas kerja pemerintahan. Golkar pun ingin memastikan dan menjaga capaian target pemerintahan Jokowi di periode kedua.
"Karena selama ini, kan mereka menyampaikan dalam berbagai macam kampanyenya mengkritik habis-habisan pemerintahan Jokowi. Kalau misalnya Gerindra punya obsesi atau tujuan ingin ke Bandung, sementara pak Jokowi ingin ke Solo, apakah mungkin dalam satu perahu bisa mencapai keduanya? Beda arah, enggak mungkin."
Ace menjawab diplomatis ketika disinggung mengenai tujuan kedatangan beberapa pimpinan parpol, termasuk Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ke Kantor DPP Partai NasDem di Jakarta, Senin (22/7). Di sana para pimpinan parpol bertemu Ketum Partai NasDem Surya Paloh.
"Saya kira itu hal biasa rencana pertemuan Pak Airlangga dan Pak Surya. Itu bagian dari bagaimana mensolidkan kekuatan partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi, disamping memang tentu kalau ada pembicaraan yang lebih intensif antara partai pendukung pemerintahan kan semakin menyamakan persepsi," pungkasnya. (OL-8)
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Mardiono mengungkapkan suasana pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan enam ketua umum (ketum) partai koalisi pemerintah dipenuhi canda tawa.
Kabar mengenai pertemuan antara Presiden Jokowi dan para ketua umum partai koalisi pemerintahan dibenarkan Waketum PAN Viva Yoga Mauladi. Pertemuan digelar di Istana Merdeka, Selasa ini.
Dia menekankan pilihan NasDem terhadap Anies Baswedan merupakan kemerdekaan sikap dan pilihan yang tidak ada hubungannya dengan koalisi pemerintahan.
Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyindir warna biru sebagai penyebab kekalahan Timnas Kroasia melawan Argentina.
Adi menekankan selama mendukung Jokowi, NasDem selalu menujukan loyalitasnya. NasDem tidak pernah melayangkan protes atau mengkonfrontasi kebijakan Jokowi.
Sejauh ini, dia menilai pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan dari waktu ke waktu meskipun masih ada beberapa hal yang perlu perbaikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved